Banyak anak banyak rejeki, dengan demikian, tidak sepenuhnya keliru. Pada konteks tertentu ia merefleksikan kesadaran kolektif yang menjadi salah satu pilar “ketahanan” mental bangsa Indonesia.
Dan tentu saja Indonesia tidak akan mencanangkan program, misalnya “Do it for Denmark”—program paket liburan bagi pasangan muda di Denmark agar segera hamil dan memiliki anak. Atau program Hari Keluarga di Korea Selatan, yang pada hari Rabu pukul 19.00 setiap bulan aliran listrik diputus demi menciptakan suasana yang “kondusif” untuk menambah anak.
Modal “budaya tak tampak” yang tidak dimiliki negara-negara maju itu adalah modal nekat. Soal nekat ini, arek-arek memang tak tertandingi.[]
jagalan 17.03.17