Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merdesa: Membangun Surga di Lingkungan Desa

17 Oktober 2016   01:29 Diperbarui: 17 Oktober 2016   09:29 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://pattiro.org/

Apabila kita sepakat dengan paradigma dan visi merdesa, maka Erika Cuéllar, Shohibul Izar, para pengabdi di puncak gunung adalah para pelopor pembangunan paradise. Mungkin mereka tidak dicatat dan terselip di ketiak sejarah. Namun, berkat kepedulian, pengabdian, dan kerja keras mereka, paradise itu akan menarik kembali orang-orang yang gerah oleh panas “neraka” kota untuk pulang ke desa sebagai manusia yang telah memenuhi kelayakan.  

Di desa, di bumi paradise, tidak ada lagi keserakahan. “Bumi ini cukup untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, namun tidak cukup untuk keserakahan satu manusia,” kata Gandhi. 

Jagalan 171916

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun