Mohon tunggu...
Achmad Jaini
Achmad Jaini Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Studi Agama-Agama UIN Antasari Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memetakan Sumber Kekerasan Atas Nama Agama (Antara yang Profan dan Sakral)

24 Mei 2019   17:54 Diperbarui: 24 Mei 2019   20:15 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun praktek kekerasan atas nama agama kerap disebut radikalisme agama, cara-caranya yang dipakai terbilang revolusioner lewat aksi ekstrem. Kejengkelan mendalam yang menyakitkan, menurut Sigmund Freud disebut melancholia, ini adalah faktor yang mendorong radikalisme. Dalam hal ini, agama bisa menjadi alasan yang potensial untuk membakar fanatisme untuk memulai konflik dan kekerasan.

  • Terorisme

Terorisme merupakan media komunikasi politik untuk mengirimkan pesan kepada masyarakat dan pemerintah dalam bentuk kekerasan, dengan tujuan untuk memancing masyarakat dan pemerintah untuk mengubah pandangan politiknya agar mendukung apa yang mereka lakukan.

Kekecewaan politik dan ekonomi adalah yang menjadi penyebab utama terorisme, serta simbolisasi agama dipandang menjadi cara yang efektif untuk menjadikannya sah dan mendapatkan dukungan dari umat.

Pembenaran yang memberikan kewajiban moral dan imbalan surga, dengan kerelaan berjuang dan mati dalam kesyahidan.Biarpun demikian, para pelaku terorisme global memandang peran agama secara berbeda-beda.

Sebagian benar-benar beriman dan rajin ibadah, ada juga yang tidak begitu taat, menganggap agama adalah bagian dari identitas nasional, mereka bertindak karena merasa terjajah, terkepung atau terancam oleh gaya hidup dan peradaban yang datang dari luar, bisa juga karena banyak sumber daya yang penting di negaranya dikuasai oleh bangsa asing. 

Adapun terorisme sebab utamanya ialah kekecewaan politik dan ekonomi, juga pada umumnya para teroris dipahami secara rasional, hidup terpencil dan berpendidikan rendah. Namun, profil sebagian teroris semata-mata bukanlah orang yang tidak berpendidikan dan sulit secara ekonomi, melainkan adalah orang-orang yang cerdas dan berpendidikan, yang bersemangat serta bereaksi terhadap ketidakadilan politik, sosial, dan ekonomi. 

Sebagian memang bukan belajar di sekolah yang berbasis agama, tapi berlatar belakang pendidikan umum, misalnya seperti Bin Laden belajar manajemen, ekonomi, dan perekayasaan, Al-Zahiri adalah dokter bedah. Bahkan, semua pemimpin Al-Qaeda lainnya, contohnya Muhammad Atta, adalah profesional kelas menengah.

Adapun motivasi-motivasi penting kebanyakan orang-orang yang melakukan aksi terorisme itu karena hasrat balas dendam dan terhina karena pendudukan serta penguasaan bangsa asing tadi, merosotnya nilai-nilai keagamaan, atau karena ada anggota keluarga yang terbunuh, dan pengalaman mengerikan lainnya, yang bisa secara langsung atau melihatnya melalui berita-berita di media seperti televisi dan internet.

Kemudian selanjutnya orang-orang ini akan berusaha mencari teologi-teologi yang dapat memberinya pembenaran, terutama kepada teks-teks agama yang mengandung ungkapan - ungkapan keras, tanpa melihat jiwa agama itu pada umumnya.

Spirit atau jiwa dari semua agama tidaklah mengajarkan kekerasan. Semua agama pada akhirnya berujung pada usaha untuk menciptakan kebaikan untuk manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam setiap agama, masalah yang paling dasar dan tidak bisa diganggu gugat adalah perkara iman atau kepercayaan, karena ini merupakan hubungan diri pribadi dengan Tuhan.

Namun, faktanya agama bukan hanya menyangkut iman saja, tapi juga menyangkut perkumpulan umat yang harus ada organisasinya. Agama tidak akan bertahan dan menyebar, kalau agama hanya berupa perkara iman dan kepercayaan saja. Oleh karena itu, untuk menjalankan dan melindungi missi iman, diperlukan suatu wadah atau suatu organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun