"Pak Dargo diseret ke pengadilan hingga tewas di penjara. Sesudah kematian Pak Dargo, tanah dan rumah milik Pak Dargo dijual oleh anak-anaknya. Kepada siapa tanah dan rumah itu dijual, aku tak tahu. Satu hal yang aku tahu, rumah Pak Dargo dihancurkan dengan mesin berat. Tidak lama kemudian berdirilah bangunan sekolah. Itu yang bisa aku sampaikan, Nak."
Mendengar penuturan Mbah Lasem yang menguak misteri hantu perempuan berkerudung dan perempuan berkebaya putih itu, Listya merasa senang. Sepanjang perjalanan pulang, Listya ingin mengabadikan cerita dari Mbah Lasem itu ke dalam novel horor. [Sri Wintala Achmad]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H