Sesosok lelaki yang menyerupai Dibya itu meninggalkan Bambang tanpa pamit. Selepas Dibya, Bambang merasa curiga dengan sesosok lelaki itu. Karena secara sekilas, wajah lelaki itu mirip Dibya.
Namun bau keringat tubuhnya tidak seperti Dibya. Bau keringat sosok lelaki itu sangat amis. Sementara, keringat Dibya tidak berbau.
Tanpa berpikir panjang, Bambang beranjak dari duduknya. Sambil membawa secangkir kopi yang tinggal setegukan, Bambang mengikuti langkah lelaki itu.
Bambang semakin yakin kalau lelaki itu bukan Dibya. Terlebih ketika tubuh lelaki yang berubah menjadi tinggi besar itu lenyap seperti tersapu angin pantai di balik rerimbun pandan. Â
Bambang semakin meyakini kalau lelaki yang ditemui di pantai Pandansima bukan Dibya, melainkan Gendruwo. Keyakinan itu semakin dikuatkan oleh pernyataan Dibya bahwa pada malam Jumat Kliwon, ia tidak pergi ke Pandansima. Melainkan bersama kawan-kawannya dari Surabaya, Semarang, Purbalingga, dan Cilacap; Dibya berziarah ke Parangkusuma. [Sri Wintala Achmad]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H