Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Genderuwo Pantai Pandansima

3 September 2019   04:20 Diperbarui: 3 September 2019   04:28 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://manaberita.com 

Sesosok lelaki yang menyerupai Dibya itu meninggalkan Bambang tanpa pamit. Selepas Dibya, Bambang merasa curiga dengan sesosok lelaki itu. Karena secara sekilas, wajah lelaki itu mirip Dibya.

Namun bau keringat tubuhnya tidak seperti Dibya. Bau keringat sosok lelaki itu sangat amis. Sementara, keringat Dibya tidak berbau.

Tanpa berpikir panjang, Bambang beranjak dari duduknya. Sambil membawa secangkir kopi yang tinggal setegukan, Bambang mengikuti langkah lelaki itu.

Bambang semakin yakin kalau lelaki itu bukan Dibya. Terlebih ketika tubuh lelaki yang berubah menjadi tinggi besar itu lenyap seperti tersapu angin pantai di balik rerimbun pandan.  

Bambang semakin meyakini kalau lelaki yang ditemui di pantai Pandansima bukan Dibya, melainkan Gendruwo. Keyakinan itu semakin dikuatkan oleh pernyataan Dibya bahwa pada malam Jumat Kliwon, ia tidak pergi ke Pandansima. Melainkan bersama kawan-kawannya dari Surabaya, Semarang, Purbalingga, dan Cilacap; Dibya berziarah ke Parangkusuma. [Sri Wintala Achmad]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun