Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangkap Ajaran Bijak "Kakawin Sutasoma"

9 April 2018   10:26 Diperbarui: 9 April 2018   10:29 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.inquiriesjournal.com

6) Pengajaran Sutasoma pada Gajamukha, naga, dan harimau;

7) Godaan oleh bidadari dan Indra; 

8) Pertemuan Sutasoma dengan Dasabaku; 

9) Perkawinan Candrawati dengan Sutasoma; 

10) Kembalinya Sutasoma ke Hastina dan penobatannya sebagai raja; 

11) Kemenangan pasukan raksasa atau Singhala; 

12) Penawanan raja Widarbha oleh Kalmasapada (Purusada); dan 

13) Kedatangan pasukan raksasa di Hastina, penyerahan diri Sutasoma, dan pertobatan Kalmasapada. Adapun garis besar cerita dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular tersebut dapat dibeberkan sebagai berikut:

Calon Buddha (Bodhisattva) dilahirkan kembali sebagai Sutasoma, putra Prabu Mahaketu raja Hastinapura. Setelah dewasa, Sutasoma sangat rajin beribadah, cinta pada agama Buddha. Ia tidak senang dinikahkan dan dinobatkan sebagai raja. Suatu malam, Sutasoma melarikan diri dari negara Hastina. Setelah kepergiannya, timbullah huru-hara di istana. Raja beserta permaisuri sangat sedih, lalu dihiburlah mereka oleh banyak orang.

Setiba di hutan, Sutasoma bersembahyang di dalam kuil. Datanglah kemudian sang Dewi Widyukarali dan bersabda, bahwa sembahyang Sutasoma telah dikabulkan. Kemudian Sutasoma mendaki pegunungan Himalaya dengan diantar oleh beberapa pendeta. 

Sesampai di pertapaan, Sutasoma mendengarkan kisah tentang seorang raja raksasa bernama Kalmasapada yang suka memangsa daging manusia: "Suatu hari, daging persediaan Prabu Kalmasapada habis dimakan anjing dan babi. Maka juru masak segera mencari daging pengganti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun