Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Foto Berbingkai yang Terjatuh di Ruang Tamu

30 Maret 2018   17:59 Diperbarui: 30 Maret 2018   18:20 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah Nadya sontak senampak bentangan langit resik sesudah menderaskan hujan. "Dapatkah aku pegang kata-katamu, Bang?"

Bram tersenyum tipis sebelum mengeluarkan Android dari saku jaketnya. Sambil menyodorkan Android-nya di depan Nadya, Bram berkata, "Baca sendiri pesan WA dari Mama!"

Membaca pesan WA dari ibunya, Nadya dalam keharuan. Nadya merasa kalau Idul Fitri yang segera tiba akan menjadi berkah bagai hujan pertama di ujung kemarau. Berkah yang akan memertemukan kembali antara Nadya dengan Annemie. Kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

***

TAKBIR menggema di langit malam lebaran. Tidak sebagaimana Fandy dan Lily yang ikut takbiran di masjid, Nadya memilih di rumah. Memersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Annemie yang akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta jam 9 pagi. Memersiapkan ruang tidur khusus bagi ibunya dan membersihkan ruang tamu.

Sepulang Fandy dan Lily dari masjid, Nadya baru selesai menata ruang tamu. Melihat ada yang aneh pada Nadya, Fandy berseloroh. "Tak seperti malam-malam lebaran sebelumnya, sejak sore tadi kau tampak sibuk sekali? Memangnya akan ada tamu agung esok pagi?"

"Pertanyaanmu sudah mengandung jawaban, Fan."

"Maksudmu?"

"Besok pagi, Mama akan datang ke rumah."

"Tak mungkin. Mamamu yang sangat terhormat itu tak akan sudi datang di rumah kita. Ia sangat membenciku."

"Tidak, Fan. Mama yang telah salah menilaimu selama ini akan datang di rumah kita. Meminta maaf padamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun