Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Bag. 5) Centhini Gugat: Gunung Giri dan Pelarian Syeh Amongraga

23 Maret 2018   12:57 Diperbarui: 23 Maret 2018   13:16 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: yopiefranz.com

Mendengar ucapan terakhir Syeh Amongraga, Jamal dan Jamil bergegas kemas. Jauh sebelum bedhug, mereka meninggalkan gubug Ki Ageng Karang melalui pintu belakang. Menyusuri jalan setapak berbatu di sepanjang puncak bukit kecil di kaki Gunung Karang ke arah desa Maledari di kaki Gunung Gora.

***

Sore akan segera melepaskan senja pada malam. Bersama burung-burung yang terbang di angkasa sebentuk anak panah untuk berpulang ke sarangnya itu; Syeh Amongraga, Jamal, dan Jamil membelokkan langkah menuju sebuah gubug reyot. Di dalam gubug itu, mereka bertemu dengan Ki Buyut Wasi Bagena yang tengah melakukan lelana brata. Menjelajahi tempat satu ke tempat lainnya untuk mencapat satu tujuan akhir -- kasampurnaning dumadi.

"Ki...." Syeh Amongraga yang telah duduk di ambenan gubug itu bertanya dengan nada santun. "Bolehkah kami menumpang barang semalam untuk melepaskan lelah di gubug ini?"

"Bagaimana aku harus menjawabnya, anak muda? Karena aku tak merasa membangun gubug ini. Apalagi merasa memilikinya. Gubug ini sudah ada, sebelum aku sampai di kaki Gunung Gora. Entah siapa yang membangun dan merasa memiliki gubug ini. Aku tak tahu."

"Apakah Aki seorang pengembara?"

"Bukan. Tapi, aku seorang penjelajah yang mengetahui tujuan akhir. Sebagaimana Bima yang melakukan penjelajahan batin dari pertapan Sokalima hingga dasar samudera laya. Apakah anak muda pernah mendengar kisah penjelajahan batin Bima?"

"Ehm...." Syeh Amongraga yang merasa tersindir karena pengembaraannya semata untuk menghindari buruan orang-orang Mataram itu sontak tersentak. "Belum, Ki. Apakah Aki mau mengisahkannya padaku?"

"Bila anak muda tak bosan mendengarkannya, akan aku kisahkan penjelajahan batin Bima."

"Kisahkan padaku, Ki! Aku akan menyimaknya dari awal hingga akhir."

"Baiklah!" Ki Wasi Buyut Bagena menyalakan lampu minyak jarak dengan api yang dipercikan lewat gesekan dua batu item, saat kegelapan malam mulai turun bersama kabut dari puncak Gunung Gora. "Blencong yang dinyalakan memancarkan cahaya pada kelir. Sang Bima mengayunkan langkah kaki menuju pertapan Sokalima. Tiada hasrat yang ingin dicapainya, selain ingin mendapatkan pentunjuk Druna gurunya tentang dimana tirta perwitasari itu berada. Oleh gurunya, Bima disarankan untuk memenuhi persyaratannya terlebih dahulu. Mendapatkan susuhing angindi puncak Gunung Candramuka. Sesudah mendapatkan yang dicari melalui Sang Hyang Bathara Indra dan Sang Hyang Bathara Bayu, Bima kembali pada gurunya. Oleh Druna, Bima diperintahkan untuk menyelam ke dasar samudera laya. Di situlah, tempat tirta perwitasari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun