Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Batu Akik Bergambar Naga

3 Maret 2018   14:50 Diperbarui: 3 Maret 2018   15:57 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Goprak yang terduduk lunglai di trotoar jalan itu melihat langit tak berbintang tampak akan runtuh. Menimbun tubuh dan harapannya. Harapan untuk menjadi seorang milyuner. Harapan untuk memiliki rumah dan mobil mewah, sebagaimana yang diimpikannya semenjak kecil.

Kiranya Tuhan masih bermurah hati pada Goprak. Manakala kakinya sudah tak mampu lagi berjalan, mobil butut mertuanya melintas di depannya. Goprak dibawa ke rumah mertuanya itu. Sesampai tujuan, Goprak diusir istrinya. Dengan hati serasa disayat-sayat ribuan silet, Goprak pulang ke rumah.

Malam itu, Goprak serasa menjadi mayat hidup. Seluruh anggota tubuhnya masih bisa digerakkan, namun semangat hidupnya benar-benar padam. Terlebih saat kehilangan tanah warisan mendiang ayahnya, karena tak mampu mengembalikan hutangnya pada bank. 

Sehari sesudah tanahnya disita bank, Goprak meninggalkan rumah. Menjalani hidup sebagai orang gila. Hidup yang tak pernah direncanakan sebelumnya. Sementara, orang-orang yang mengenal dan melihatnya di jalan selalu berkata dalam hati, "Goprak telah terbebas dari penderitaannya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun