Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Akhir Tragis Sang Don

18 Desember 2023   11:30 Diperbarui: 19 Desember 2023   08:23 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang Don begitu menikmati kemewahan serta kekuasaan yang tak terbatas dalam mengendalikan serta memasarkan kokaina ke seluruh dunia, dan terutama ke daratan Amerika yang berada tepat di seberang perbatasan.

***

Dalam ketegangan yang semakin memuncak, Xavier memusatkan pandanganya melalui teleskop jarak jauh yang terpasang di atas senapan runduknya. Dari teleskop jarak jauhnya terlihat Sang Don tengah berjalan santai menuju ke samping kolam renang, dan ini adalah saat yang tepat untuk menghabisi Sang Don selamanya. 

Inilah kesempatan terbaik yang pernah dimiliki untuk melancarkan aksi gila, yakni membunuh sang raja kokaina dengan nyawa mereka berdua sebagai taruhannya jika sampai gagal.

Bulir-bulir keringat ketegangan mulai membasahi kening Xavier. Ketegangan yang semakin lama dirasakannya membuat napasnya mulai tidak beraturan. 

Xavier terus memfokuskan pandangannya ke target yang ada di bawah sambil melakukan perhitungan cermat sebelum menekan pelatuk senapan runduknya. Ketika momen yang ditunggu akhirnya tiba, terdengar suara rekannya berkata dengan suara pelan:

   "Inilah saatnya dan cepat lakukan."

***

Kemudian terdengar suara dor yang memecah keheningan daerah pedalaman Sinaloa tempat mansion mewah Sang Don berada. Dalam hitungan detik sebagian kepala Sang Don telah lenyap dihantam peluru subsonik berkecepatan tinggi, kemudian tubuh yang sudah tidak bernyawa itu jatuh ke dalam air sebening kristal. 

Saat itu juga terjadi kepanikan dari para pengawal pribadi Sang Don yang tidak tahu harus berbuat apa dengan situasi yang baru saja terjadi.

Sementara para penjaga yang berada di bagian luar mansion segera menembakkan senapan otomatis mereka ke segala arah tanpa mengetahui dengan pasti dari mana arah datangnya tembakan yang mengakhiri nyawa Sang Don untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun