Pada saat yang sama, di luar mansion mewah Sang Don dengan pakaian kamuflase serta terlindung di balik rimbunan pohon yang membuatnya benar-benar menyatu dengan keadaan alam di sekitarnya.Â
Ada dua orang yang tengah mengamati dengan seksama bagian belakang mansion mewah tempat Sang Don sedang menikmati sarapan paginya menggunakan teropong binokular. Kedua orang itu telah berada di tempat persembunyiannya selama dua hari untuk memantau setiap pergerakan Sang Don.Â
Kedua orang itu hanya memiliki satu tujuan untuk melenyapkan Sang Don selamanya, sehingga akan memicu terjadinya kekacauan serta perebutan kekuasaan di dalam kartel Sinaloa.
  "Kau lihat, bedebah itu sedang menikmati sarapan paginya untuk yang terakhir kalinya," ujar Danilo kepada rekannya yang berada di sampingnya.
  "Tutup mulutmu dan terus awasi bedebah itu. Kita tidak boleh gagal dalam misi kali ini," balas Xavier yang tengah membidik menggunakan senapan runduk.
  "Lihat! Bedebah itu telah selesai menikmati hidangan makan paginya. Inilah saatnya untuk mengakhiri semua permainan ini," balas Danilo dengan begitu antusias.
  "Pastikan ada berapa penjaga yang tengah berpatroli di bagian belakang mansion. Jangan sampai posisi kita diketahui oleh para penjaga. Jika itu yang terjadi tamatlah riwayat kita."
***
Setelah menikmati hidangan makan paginya, Sang Dong mulai berjalan seorang diri menuju ke halaman rumput yang terpotong rapi dengan dibayangi beberapa pengawal pribadinya. Sang Don begitu menikmati keindahan alam sekitar yang terlihat begitu kontras dengan mansion mewah miliknya.Â
Namun, Sang Don tidak menyadari, jika di balik rimbuhan pohon yang berada di bagian belakang mansion mewahnya, seorang penembak jitu tengah membidikkan senapanya tepat ke kepala Sang Don.
Angin sepoi-sepoi gurun bertiup lembut menerpa wajah Sang Don yang terlihat begitu tenang dengan setelan jas buatan rumah mode Armani. Sang Don berjalan perlahan mengitari halaman rumput dan menuju ke sebuah kolam renang dengan air sebening kristal.Â