Mohon tunggu...
Fatah SI
Fatah SI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Penulis Berita Debutan Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bahasa Sarkasme terhadap Pengguna Media Sosial Instagram

26 Juni 2023   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2023   17:19 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap yang ditunjukkan seseorang di akun media sosial instagram dalam menanggapi suatu isu, terkadang beragam. Lebih banyak di temukan bahasa sarkasme seperti cacian, mencela atau bahkan terdapat unsur-unsur kebencian di dalamnya. Sehingga bahasa yang digunakan terkesan kurang sopan atau bahkan dinilai kasar (Hidayat, 2020:465).

Alasan mengapa penggunaan bahasa sarkasme banyak ditemukan di sosial media instagram adalah karena adanya hal yang menarik perhatian warganet untuk menggunakan pemakaian gaya bahasa sarkasme. Hal menarik yang biasanya di komentari oleh para pengguna di media sosial adalah akun-akun para publik figure yang memberikan konten-konten yang mengundang kritik. tidak bisa dipungkiri kritik yang diberikan oleh pengguna media sosial menggunakan gaya bahasa yang bebas salah satunya adalah bahasa sarkasme. Gaya bahasa sarkasme merupakan jenis gaya bahasa yang mengandung celaan bahkan menjadi hinaan yang kurang enak didengar oleh lawan tutur (Al, 2018:45).

Bahasa sarkasme bertujuan untuk menyinggung dan menyindir orang lain secara langsung ataupun tidak langsung. Hal ini juga sejalan dengan asumsi dari Mujianto (2018:157) bahwa bahasa sarkasme dapat menjadi media yang digunakan oleh kelompok tertentu untuk mengunggulkan diri. Gaya bahasa sarkasme sering digunakan dalam beberapa hal yaitu, menyampaikan umpatan berupa perkataan kasar yang timbul karena luapan amarah dari seseorang dan mengajak pembaca agar berbuat serta mengikuti perkataan yang di ucapkan (Cahyo dkk, 2020:10).

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa Sarkasme terhadap Media Sosial Instagram 

Pemakaian bahasa sarkasme di media sosial instagram tentu banyak memberikan dampak negatif baik kepada pengguna yang menggunakan bahasa sarkasme maupun orang yang menerima komentar dengan bahasa sarkasme. Bahasa sarkasme seringkali digunakan untuk mengolok-olok atau menyindir seseorang dengan bahasa yang kasar. Maraknya bahasa sarkasme di media sosial biasanya disebabkan oleh adanya kebebasan berkreasi hingga menyebabkan berbagai pelanggaran terhadap tutur kata yang kurang baik dan kesantunan berbahasa yang baik dan benar di media sosial instagram (Caroline, 2022:3).

Dampak negatif dari penggunaan bahasa sarkasme di media sosial instagram akan menyebabkan memudarnya karakter bangsa. Beberapa di antaranya adalah munculnya persepsi analogi bahwa pada umumnya bangsa Indonesia sering menggunakan ungkapan bahasa sarkasme tersebut dan propoganda bahwa menggunakan bahasa sarkasme di media sosial adalah hal yang lumrah, bukan lagi dipandang sebagai pelanggaran etika pergaulan. Mungkin jika hal ini dibiarkan saja akan semakin mengarah pada munculnya budaya komunikasi baru yang tidak sehat (Pratiwi, 2022:).

Selain dampak negatif terdapat juga dampak positif dalam penggunaan bahasa sarkasme. Dalam sebuah journal of personality and social psychology mengatakan bahwa orang yang berkomentar dengan bahasa sarkasme adalah orang yang dianggap memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu, bahasa sarkasme dianggap berguna untuk seseorang yang diberi komentar dapat memperbaiki dirinya (Indra, 2020).

Solusi Penggunaan Bahasa Sarkasme terhadap Media Sosial Intagram

Penting untuk diingat bahwa bahasa sarkasme dapat menjadi sulit untuk ditangkap dengan tepat dalam tulisan tanpa ekspresi wajah atau intonasi suara. Oleh karena itu, pastikan bahwa tujuan menggunakan bahasa sarkasme di instagram adalah untuk menyenangkan dan menghibur orang lain, bukan menyakiti atau menyinggung orang lain. Selalu ingat bahwa bahasa sarkasme adalah senjata ganda (Tarwiyati dan Atika, 2020:158).

Terkadang, niat bahasa sarkasme dapat hilang dalam tulisan dan tanpa intonasi suara, orang mungkin tidak memahaminya dengan benar maksud tujuan yang ingin diutarakan. Jangan menggunakan bahasa sarkasme untuk menyakiti orang lain atau menyebabkan konflik. Pastikan bahwa bahasa sarkasme dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Berikan konteks yang jelas atau tanda-tanda visual seperti emoji agar orang-orang tidak salah mengartikan niat yang dimaksud.

Seseorang harus dapat belajar bijak saat menggunakan media sosial instagram. Jangan sampai bahasa sarkasme yang digunakan oleh pengguna menyakiti orang yang membaca atau pun diberi kritikan. tidak ada larangan untuk berpendapat, namun alangkah baiknya dapat mengutarakan pendapatnya dengan bahasa yang sopan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesantunan. Seperti disebutkan sebelumnya, prinsip kesantunan dalam berbahasa memliputi kearifan, dermawan, pujian, kerendahan hati, kemufakatan, dan kesempatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun