Mohon tunggu...
Fatah SI
Fatah SI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Penulis Berita Debutan Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bahasa Sarkasme terhadap Pengguna Media Sosial Instagram

26 Juni 2023   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2023   17:19 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa merupakan sarana komunikasi antar individu yang sangat efektif dan efesien, serta merupakan identitas suatu negara (Andiarsih dan Wahyu, 2020:47). Tentunya di dalam bahasa Indonesia yang baik juga memiliki aturan dalam penggunaanya. Wujud dari bahasa dapat berupa lisan maupun tulisan. Bahasa juga selain secara langsung dapat digunakan secara tidak langsung. Media sosial instagram adalah contoh dari penggunaan bahasa secara tidak langsung.

Media sosial merupakan platfrom interaksi berbasis internet yang memungkinkan para penggunanya berinteraksi dan berkomunikasi (Samosir, 2022:152). Pada jaman sekarang media sosial digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tentunya dalam penggunaan media sosial itu akan memberikan pengaruh positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah memudahkan berkomunikasi dengan orang lain dalam jarak jauh secara cepat, sebagai wadah bersosialisasi dan berinteraksi. Sedangkan dampak negatif terjadi perdebatan diantara pengguna dalam berpendapat, perdebatan itu dapat saja membuat pengguna menggunakan bahasa sarkasme (Fitriyanto dkk, 2018:38).

Bahasa sarkasme merupakan bentuk penyimpangan dalam penggunaan media sosial instagram. Penyimpangan tersebut yaitu adanya bentuk bahasa sarkasme yang sengaja dibuat untuk menyerang seseorang dengan kata-kata kasar atau olokan maupun celaan yang merugikan seseorang secara mental. Bahasa sarkasme dianggap sebagai bahasa yang lebih kasar dari ironi dan sinisme karena mengandung celaan yang getir atau sindiran yang pedas sehingga menyakiti hati orang yang dicela Keraf (Lyswidia, 2020:49).

Hendaknya dalam memberikan tanggapan di media sosial instagram pengguna memperhatikan prinsip kesantunan agar tuturan yang dituliskan dapat diterima dengan baik oleh pengguna lainnya. Menurut hestiana, (2018:32) menyatakan bahwa dengan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa akan menciptakan keharmonisan hubungan antara penutur maupun mitra tutur. Prinsip kesantunan dalam media sosial instagram teridiri dari enam hal, yaitu kebijaksanaan, kedermawanan, penghargaan, kesederhanaan, pemufakatan, dan kesimpatian Wijayana dan Rohmadi (Inderasari dkk, 2019:39).

PEMBAHASAN 

Keterikatan Penggunaan Bahasa Sarkasme terhadap Media Sosial Instagram 

Penggunaan media sosial instagram sekarang ini tidak di batasi, sehingga muncul penyimpangan dalam penggunaan bahasa di media sosial instagram. Penyimpangan tersebut yaitu adanya bentuk sarkasme yang sengaja dibuat untuk menyerang lawannya. Bentuk bahasa sarkasme ini menunjukkan bahwa adanya pelanggaran dalam etika komunikasi di media sosial instagram, karena bahasa sarkasme merupakan wujud ketidaksantunan pengguna dalam berkomunikasi Rohmadi (Lyswidia: 2020:49).

Di era modern ini beberapa pengguna media sosial instagram tidak lepas dari keterikatan penggunaan bahasa sarkasme. Bahkan, sekarang ini sudah banyak akun gosip dengan pengikut jutaan yang pada kolom komentar akun tersebut para pengguna menuliskan komentar menggunakan bahasa sarkasme. Menurut hasil penelitian dari inderasari (2019:2) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa sarkasme dalam akun instagram Lambe Turah menyebabkan adanya pelanggaran prinsip kesantunan.

Bebagai penelitian mengenai ketidaksantunan berbahasa sudah banyak diteliti. Misalnya dalam penelitian lain yang dilakukan di STIE Binaniaga Bogor menyimpulkan dalam proses diskusi kelas bahasa Indonesia pada program studi S1 Manajemen, terjadi proses ketidaksantunan berbahasa sehingga menyebabkan tuturan tidak terjalin dengan baik (Fauziah, 2018:40). Menurut Iriansyah dan Hilda (2018) menyimpukan penggunaan bahasa sarkasme yang paling dominan berperan dalam pelanggaran kesantunan berbahasa.

Kolerasi penggunaan bahasa sarkasme terhadap media sosial instagram

Media sosial instagram dan bahasa sarkasme tentu memiliki hubungan satu sama lain. Perkembangan fenomena kebahasan selaras dengan kemutakhiran alat teknologi yang hadir ditengah aktivitas umat manusia (Arditiya, 2020:468). Seiring berkembangnya media sosial ternyata berdampak pula pada perkembangan bahasa Indonesia saat ini (Daud, 2021:252). Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya pilihan cara berkomunikasi. Bahkan pilihan cara berkomunikasi tidak hanya semakin beragam tetapi juga semakin canggih sehingga juga berdampak pada penggunaan bahasa yang digunakan di luar kaidah kebahasaan yang kurang santun.

Sikap yang ditunjukkan seseorang di akun media sosial instagram dalam menanggapi suatu isu, terkadang beragam. Lebih banyak di temukan bahasa sarkasme seperti cacian, mencela atau bahkan terdapat unsur-unsur kebencian di dalamnya. Sehingga bahasa yang digunakan terkesan kurang sopan atau bahkan dinilai kasar (Hidayat, 2020:465).

Alasan mengapa penggunaan bahasa sarkasme banyak ditemukan di sosial media instagram adalah karena adanya hal yang menarik perhatian warganet untuk menggunakan pemakaian gaya bahasa sarkasme. Hal menarik yang biasanya di komentari oleh para pengguna di media sosial adalah akun-akun para publik figure yang memberikan konten-konten yang mengundang kritik. tidak bisa dipungkiri kritik yang diberikan oleh pengguna media sosial menggunakan gaya bahasa yang bebas salah satunya adalah bahasa sarkasme. Gaya bahasa sarkasme merupakan jenis gaya bahasa yang mengandung celaan bahkan menjadi hinaan yang kurang enak didengar oleh lawan tutur (Al, 2018:45).

Bahasa sarkasme bertujuan untuk menyinggung dan menyindir orang lain secara langsung ataupun tidak langsung. Hal ini juga sejalan dengan asumsi dari Mujianto (2018:157) bahwa bahasa sarkasme dapat menjadi media yang digunakan oleh kelompok tertentu untuk mengunggulkan diri. Gaya bahasa sarkasme sering digunakan dalam beberapa hal yaitu, menyampaikan umpatan berupa perkataan kasar yang timbul karena luapan amarah dari seseorang dan mengajak pembaca agar berbuat serta mengikuti perkataan yang di ucapkan (Cahyo dkk, 2020:10).

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa Sarkasme terhadap Media Sosial Instagram 

Pemakaian bahasa sarkasme di media sosial instagram tentu banyak memberikan dampak negatif baik kepada pengguna yang menggunakan bahasa sarkasme maupun orang yang menerima komentar dengan bahasa sarkasme. Bahasa sarkasme seringkali digunakan untuk mengolok-olok atau menyindir seseorang dengan bahasa yang kasar. Maraknya bahasa sarkasme di media sosial biasanya disebabkan oleh adanya kebebasan berkreasi hingga menyebabkan berbagai pelanggaran terhadap tutur kata yang kurang baik dan kesantunan berbahasa yang baik dan benar di media sosial instagram (Caroline, 2022:3).

Dampak negatif dari penggunaan bahasa sarkasme di media sosial instagram akan menyebabkan memudarnya karakter bangsa. Beberapa di antaranya adalah munculnya persepsi analogi bahwa pada umumnya bangsa Indonesia sering menggunakan ungkapan bahasa sarkasme tersebut dan propoganda bahwa menggunakan bahasa sarkasme di media sosial adalah hal yang lumrah, bukan lagi dipandang sebagai pelanggaran etika pergaulan. Mungkin jika hal ini dibiarkan saja akan semakin mengarah pada munculnya budaya komunikasi baru yang tidak sehat (Pratiwi, 2022:).

Selain dampak negatif terdapat juga dampak positif dalam penggunaan bahasa sarkasme. Dalam sebuah journal of personality and social psychology mengatakan bahwa orang yang berkomentar dengan bahasa sarkasme adalah orang yang dianggap memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu, bahasa sarkasme dianggap berguna untuk seseorang yang diberi komentar dapat memperbaiki dirinya (Indra, 2020).

Solusi Penggunaan Bahasa Sarkasme terhadap Media Sosial Intagram

Penting untuk diingat bahwa bahasa sarkasme dapat menjadi sulit untuk ditangkap dengan tepat dalam tulisan tanpa ekspresi wajah atau intonasi suara. Oleh karena itu, pastikan bahwa tujuan menggunakan bahasa sarkasme di instagram adalah untuk menyenangkan dan menghibur orang lain, bukan menyakiti atau menyinggung orang lain. Selalu ingat bahwa bahasa sarkasme adalah senjata ganda (Tarwiyati dan Atika, 2020:158).

Terkadang, niat bahasa sarkasme dapat hilang dalam tulisan dan tanpa intonasi suara, orang mungkin tidak memahaminya dengan benar maksud tujuan yang ingin diutarakan. Jangan menggunakan bahasa sarkasme untuk menyakiti orang lain atau menyebabkan konflik. Pastikan bahwa bahasa sarkasme dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Berikan konteks yang jelas atau tanda-tanda visual seperti emoji agar orang-orang tidak salah mengartikan niat yang dimaksud.

Seseorang harus dapat belajar bijak saat menggunakan media sosial instagram. Jangan sampai bahasa sarkasme yang digunakan oleh pengguna menyakiti orang yang membaca atau pun diberi kritikan. tidak ada larangan untuk berpendapat, namun alangkah baiknya dapat mengutarakan pendapatnya dengan bahasa yang sopan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesantunan. Seperti disebutkan sebelumnya, prinsip kesantunan dalam berbahasa memliputi kearifan, dermawan, pujian, kerendahan hati, kemufakatan, dan kesempatian.

Media sosial instagram dapat meningkatkan lebih sistemnya terhadap kata-kata kasar dengan gaya bahasa sarkasme. Alangkah baiknya jika komentar dengan cacian, kata-kata kasar maupun ejekan secara otomatis dari sistem terhapus tanpa menunggu beberapa laporan dari pengguna lain. Instagram juga bisa menghapus akun pengguna yang aktif berkomentar menggunakan bahasa sarkasme yang tidak pantas.

PENUTUP

Maka dapat ditarik kesimpulan oleh penulis bahwa penggunaan bahasa sarkasme memiliki pengaruh terhadap media sosial instagram. Oleh  dengan itu, bahasa sarkasme memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengguna media sosial instagram. Bahasa sarkasme digunakan secara luas di media sosial instagram sebagai bentuk ekspresi diri dan interaksi antar pengguna. Pengguna sering menggunakan bahasa sarkasme untuk menyampaikan pesan dengan cara yang tidak langsung atau dengan tujuan mengundang tawa. Namun, tidak jarang penggunaan bahasa sarkasme juga digunakan untuk memberikan cacian kepada orang lain.

Penggunaan bahasa sarkasme dapat mempengaruhi interpretasi dan presepsi pembaca. tidak semua orang dapat dengan mudah mengenali atau memahami bahasa sarkasme, sehingga muncul potensi untuk terjadi kesalahpahaman atau perbedaan penafsiran. Menghindari kesalahpahaman tersebut dapat dilakukan dengan memberikan komentar dengan bahasa Indonesia yang jelas.

Bahasa sarkasme dapat memiliki dampak positif dan negatif. dalam konteks yang tepat, pengguna bahasa sarkasme dapat menambah nilai hiburan dan membuat konten menjadi lebih menarik. Namun, penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan perasaan orang lain tersinggung, memicu perdebatan, atau bahkan konflik antara pengguna.

Penggunaan bahasa sarkasme dapat mempengaruhi citra dan reputasi pengguna. Beberapa orang mungkin tidak menghargai atau tidak menyukai penggunaan bahasa sarkasme yang berlebihan, sehingga hal ini perlu dipertimbangkan oleh pengguna saat berinteraksi di media sosial instagram. Mungkin saja jika pengguna tidak memperhatikan bahasanya di media sosial instagram, akun yang dimilikinya akan dilaporkan oleh pengguna lain karena melanggar prinsip kesantunan, lalu dihapus secara otomatis oleh instagram.

Maka dengan itu, penggunaan bahasa sarkasme dapat memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengguna media sosial instagram. Penting bagi pengguna untuk memahami konteks dan menggunakan bahasa sarkasme dengan bijak, serta memiliki kesadaran terhadap dampak yang mungkin timbul dari pengguna bahasa sarkasme. Jangan sampai penggunaan bahasa sarkasme merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Oleh: Ach. Fatah Iqbal Stani Mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR PUSTAKA

Andriarsih, L., & Asriyani, W. (2020). Analisis Penggunaan Bahasa Sarkasme pada Komentar Netizen di Media Sosial Instagram. Sasando: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajarannya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasakti Tegal, 3(2), 47-55.

Tarwiyati, P. A., & Sabardila, A. (2020). Bahasa Sarkasme Warganet dalam Berkomentar pada Akun Instagram@ Aniesbaswedan. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 4(2), 142-152.

Arditiya, & Hidayat, A. (2020). Sarkasme Haters pada Akun Instagram Nikita Mirzani: Sebuah Kajian Sosiolinguistik. Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV), 6(2), 464--471. Retrieved from https://proceeding.isas.or.id/index.php/sentrinov/article/view/500%0A

Cahyanti, A. S. (2020). Analisis Penggunaan Kalimat Sarkasme oleh Netizen di Media Sosial Instagram. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 4(2), 186-195.

Daud, R. F. (2021). Dampak Perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Bahasa Indonesia. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(2), 252-269.

Caroline, T., & Halimah, N. (2022). Pengaruh Pemakaian Bahasa Sarkasme di Media Sosial: Bullying di Instagram. Jurnal Pendidikan dan Sastra Inggris, 2(3), 39-42.

Damayanti, R. (2018). Diski dan Gaya Bahasa dalam Media Sosial Instagram.

Mutiah, T., Albar, I., Fitriyanto, A. R., & Rafiq, A. (2019). Etika Komunikasi dalam menggunakan Media Sosial. Jurnal Global Komunika, 1(1), 14-24.

Nderasari, E., Achsani, F., & Lestari, B. (2019). Bahasa Sarkasme Netizen dalam Komentar Akun Instragram "Lambe Turah". Semantik, 8(1), 37-49.

Samosir, I., & Kawengian, S. E. E. (2022). Media sosial adalah platform interaksi berbasis internet yang memungkinkan para penggunanya merepresentasikan diri maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi informasi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Sanctum Domine: Jurnal Teologi, 11(1), 149--168.

Setiaran, M. (2018). Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme Pada Komunitas Motor.

Ulfatun, U. (2021). Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Sarkasme Netizen di Media Sosial Instagram. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(2), 411-423.

Yulianti, A. I. (2019). PENGGUNAAN BAHASA PADA AKUN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM LAMBE TURAH: ANALISIS WACANA KRITIS. TELAGA BAHASA, 6(1). https://doi.org/10.36843/tb.v6i1.16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun