Siapa nih yang nggak pernah pinter merangkai kata-kata buat bohong?
“Iya maaf, Pak Erwin. Saya mah udah tidur kalau jam segitu..” ucapku sambil mengusap perlahan bulir-bulir keringat dinginku yang mulai keluar.
“Loh? Bukannya…..” celetuk rekan kerjaku.
Dih! Bising banget deh nih orang. Aku sengaja menginjak kaki kanannya agar membuatnya berhenti berbicara. Cepu banget, kan? Gimana kalau Pak Erwin mengetahui kalau ternyata semalaman aku telponan sama Manda?
“Nanti siang kalian berdua datang ke ruangan saya ya..” perintah Pak Erwin.
“Baik, Pak Erwin.” Sahutku.
“Yauda saya tinggal dulu, kalian balik kerja lagi sana..”
“Mau ngapain siang ntar?” tanya rekan kerjaku si tukang cepu itu.
“Yaelahh… Apalagi kalau bukan diajak makan siang tahu gejrot sekalian bahas naskah yang kemarin kita meeting,” tegasku.
“Yauda deh..” dia mulai perlahan pergi meninggalkanku.
Saat aku menyalakan laptop kesayanganku untuk membaca ulang file naskahku, dia membalikkan badannya.