Suasana mulai mencair sepertinya aku tidak kaku lagi. Kata yang tertata namun terkunci itu telah berhasil terbuka karna udah dibuka oleh pemegang kuncinya, Manda.
Ciyeelaaahhhh...
Kami larut dalam obrolan dan canda tawa kami berdua. Gelombang elektromagnetik itu berhasil mengirimkan cinta dan kasih sayang dariku untuk bidadari yang selama ini disimpan oleh Tuhan di kota Bandung.
Perlahan suara Manda terdengar kecil dari speaker ponselku. Kenapa ya? Aku melihat di layar ponselku, panggilan masuk dari Pak Erwin di aplikasi Whatsapp.
Yaa ampunnn!! Cobaan apalagi sih ini? Kenapa hamba harus diusik mulu dengan naskah-naskah menyebalkan itu? Kenapa dadakan kaya tahu bulat yang digoreng dadakan sih?! Aku meng-kesel di dalam hati aja jangan sampai Manda tau kalau atasanku barusan menelponku.
Malam itu aku terlintas buat ganti kontak Pak Erwin jadi Tahu Bulat Dadakan. Oh, atau jadi Tahu Gejrot. Adakah karyawan yang memiliki keberanian menamai atasannya seperti itu di kontak Whatsapp?
Hahahaha...
For your information walau mungkin nggak penting. Pak Erwin yang paling tampan, atasanku ini memang nge-fans banget sama tahu. Dia sampai punya tempat langganan sendiri di Jakarta ini setiap kali pengen makan tahu. Dan aku cukup sering diajakkin sambil membahas ide-ide untuk sebuah naskah.
Lagi mabok asmara, jadi aku memilih untuk mengabaikan panggilan masuk dari Pak Erwin. Entah apa yang akan terjadi besok di kantor setelah aku mengabaikan satu panggilan masuk dan dua pesan singkat dari Pak Erwin. Aku juga sengaja tidak membaca pesan singkat dari Pak Erwin biar dia mengira kalau aku udah tertidur malam ini.
Hmmm... Memang sebuah taktik gerilya ini mah. Pura-pura baru read pesannya setelah berada di kantor besok.
Hahahahaha.....