Mohon tunggu...
Acha Hallatu
Acha Hallatu Mohon Tunggu... Seniman - Author

Panggil aja Acha. Mama lebih suka gue jadi karyawan kantoran, seragam keren dan gaji gede? Itu mimpinya bukan mimpiku. Tapi gue lebih milih menulis dan berjuang keras untuk itu. Nice to meet you here :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cuma Manda Lainnya Tereliminasi

9 Agustus 2023   20:51 Diperbarui: 9 Agustus 2023   21:45 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design by me using Canva

Pertarungan sengit antara Manda dan 30 wanita lainnya yang berada di ruang tunggu "swipe right", menunggu aku like balik. Are you waiting for a match with me? Mantra cinta Manda mulai bekerja..

"Coba dulu..." ucap teman-temanku ditongkrongan. Mereka melihat secerca harapan itu.

Se-fruit alias sebuah saran yang terkesan membagongkan karna seumur hidupku aku belum pernah mencicipi aplikasi kencan yang menurutku kadang konyol. Tapi saat itu entah apa yang merasukiku ditambah backsound suara elang dicekik (pliss jangan jadi nyanyi bacanya), awok-awok...

Pada akhirnya diam-diam aku download juga. Hahahaha...

Berharap bertemu jodoh di dating apps? Awalnya aku pikir itu adalah ide yang buruk. Tapi kata beberapa orang salah satunya temanku sendiri di dunia nyata bukan dunia gaib, mereka bertemu dengan pasangannya yang sekarang adalah hasil dari menjelajah seperti bolang di dating apps.

Tidak perlu repot-repot, kalau tidak suka tinggal swipe left. Banyak pengalaman yang di dapat saat menggunakan dating apps. Mulai dari nggak sadar diri kalau diri sendiri jelek tapi sering swipe right khusus buat cewe-cewe cantik aja, mengirim komentar pada foto cewe cantik, memuji cewe cantik itu padahal aslinya itu cowo lagi nyamar jadi cewe, sampai mengisi biodata yang lebay banget.

Selama aku berselancar disana, aku menemukan banyak hal unik dan lucu. Kalau lagi badmood enaknya buka dating apps, udah deh itu yang paling bener! Karna banyak yang menggelitik perut ini.

Aku punya trust issue, kalau kamu cuma mau nyakitin pergi jauh sana swipe left aja. Hahaha... Terus ada lagi yang menuliskan, aku butuh kasih sayang dari kamu. Aku jelek, jangan mau samaku. Ingin menjemput jodohku disini, tulis seseorang di kolom deskripsi tentang dirinya.

Banyak banget yang membuat kita tertawa hanya membaca deskripsi diri mereka. Ada juga kok yang nice person. Cara dia mendeskripsikan dirinya dan foto-foto yang dipajang juga no filter. Jadi cantiknya tidak perlu diragukan lagi. Mungkin karna pakai aipon boba kali ya. Beda sama ponsel kita, kalau dipakai lempar kecoa, ponselnya rusak sedangkan kecoanya baik-baik aja.

Hahahaha....

Dan kini giliranku, untuk pertama kalinya main dating apps aku langsung menjadikan akunku sebagai akun premium. Karna terlalu merasa penasaran be-ge-te, penasaran banget! Kalau kalian waktu main dating apps juga akun premium nggak sih?

Keuntungannya ya kita sama-sama tahu. Beberapa akses jadi terbuka, salah satunya kita bisa liat siapa aja yang swipe right setelah melihat profil kita. Selama main dating apps, hampir nggak ada yang berhasil membuat dada ini berdebar. Nggak ada yang bikin sreg! Jadi aku lebih banyak swipe left. Sambil berdoa kali aja ada salah satu profil cewe yang bener-bener nice gitu lho...

Baru hari pertama main dating apps, notifnya mengalahkan banyaknya chat dari atasanku yang biasanya suka ngerecokin soal naskah. Hehehe... Apakah ini terdengar seperti curhat colongan? Jangan cepu, ya!

Seseorang menyukai kamu! Ketahui siapa sekarang juga..

Seseorang menyukai kamu! Ketahui siapa sekarang juga..

Seseorang menyukai kamu! Ketahui siapa sekarang juga..

"Siapa sih yang pada like ini? Banyak banget deh, ih!" aku ngedumel sendiri bercampur rasa senang. Karna aku selaris itu. Emangnya aku barang?!

Aduh! Aku menepuk jidatku sendiri. Aku menggelengkan kepalaku. Lalu aku ke dapur minum air keran. Bawaannya mules.. Aku ke kamar mandi, terus aku sikat gigi.

Huuuu..... Aku menghela napasku.

Siapa yang nge-like aku? Ada janda dengan satu anak, cewe yang memamerkan foto seksinya, ada cewe berpose nungging, ya positif thinking aja mungkin saat itu dia lagi ambil gantungan baju yang terjatuh terus ada yang nge-jepret. Cewe yang deskripsi dirinya, butuh cinta dari kamu hubungi aku via whatsapp ya sayang, aduh! Kacau bener ini mah, pikirku. Aku mengernyitkan dahiku.

"Ini isinya emang beginian semua?" aku memaki ponselku sendiri.

Hati ini juga ingin cinta yang bisa memuja. Mana dia.....?

Okay, ini masih day-1. Besok kita coba lagi ya. Dan hari kedua ini benar-benar membuat aku yakin kalau dating apps cuma ilusi doang. Masa sih nggak ada yang bisa buat hati ini bergetar? Nggak perlu deh sampai berdering dan ada ringtone. Mode senyap mulu hati aku nih, udah 5 tahun!

Mana dia.........?

Beberapa hari terakhir aku tidak membuka dating apps karna teralihkan dengan omelan atasanku. Mana nih naskahnya? Email penuh dengan file-file yang harus segera dibuka. Membaca naskah sepanjang hari, duduk di kursi yang kalau dia bisa ngomel udah ngomel dia ke aku. Memandang laptop yang sering menertawakanku karna selalu menahan keras rasa ngantukku. Akhirnya membuatku lupa sejenak dengan dunia tipu-tipu itu.

Tapi setiap hari bahkan setiap jam ada saja notif masuk, seseorang menyukai kamu. Dan ada juga yang membatalkan rasa sukanya itu, terlihat dari jumlah yang menyukaiku itu berkurang secara perlahan. Mungkin karna aku tidak menggubris mereka dari kemarin. Atau kadaluwarsa makanya dengan sendirinya menghilang? Ya, mungkin aja sih mereka tutup akun.

Tepat pukul dua dini hari saat aku udah menyelesaikan semua problematika naskah, aku iseng membuka aplikasi kencan itu. Siapa aja nih yang ada di ruang tunggu "swipe right"? Aku mengecek satu per satu, perlahan aku scroll. Hingga akhirnya mataku tertuju pada seorang wanita berusia 28 tahun itu. Dan itu Manda!

Bagaimana mantra cinta Manda bisa bekerja di antara 30 wanita lainnya? Foto profilnya yang begitu cantik tampak memukau dengan senyuman manisnya itu. Aku belum bisa move on dari beberapa gambar dirinya yang mampu membiusku. Aku coba bandingkan dengan cewe yang lainnya, aduh masih kalah jauh! Itulah alasan kenapa saat itu aku memilih "swipe right" menyukai dirinya kembali dan mengabaikan lainnya. Lalu bagaimana nasib 30 orang wanita lainnya?

"Heyy!"

"Let's be friends!"

"Hai.."

"You look handsome..."

"Kamu kok manis sih?"

"Kamu Jakarta dimananya?"

Aduh.. aduh.. beberapa cewe-cewe itu meninggalkan komentar di antara foto-fotoku. Tapi entah apa yang membuatku tutup mata dengan semua itu? Aku malah hanya terpikat dengan wanita Bandung ini.

Mantra cinta Manda mulai bekerja..

Aku benar-benar terbius dengan fotonya yang memakai kacamata sambil memanyunkan bibirnya. Foto itu diambil saat dirinya berada di dalam mobil. Sepertinya aku akan berlabuh kesana setelah 5 tahun lamanya sibuk berlayar bersama naskah-naskahku. Dinding kamarku sepertinya merindukan senyumanku yang merekah saat menerima pesan masuk dari seseorang. Mungkin ini waktunya? Entahlah...

Kalau kata Tulus di dalam lagunya yang berjudul Interaksi, manalah ku tahu datang hari ini. Hari dimana ku melihat dia. Yang tak aku bidik, yang tak aku cari. Duga benih patah hati lagi..

Sebenarnya itu yang aku takutkan sih.. Pernah nggak sih merasa bosen dengan fase yang itu-itu aja? Pendekatan, mencari tahu semua kesukaannya, mulai sayang, tiba-tiba jadi ragu, bertengkar, berpisah (bisa jadi di-ghosting), saling rindu. Hindariku dari patah hati itu.

Dan aku memulainya, aku melihat Manda pertama kali saat aku berada di Jakarta dan dia berada di Bandung pada saat itu. Setelah kontrak kerjaku habis aku akan kembali ke kota asalku, Medan.

Jakarta, 29 Mei, aku match dengan Manda. Aku jatuh suka pada wanita asal Bandung ini yang telah berhasil memenangkan hatiku dan menyingkirkan 30 wanita lainnya yang udah menunggu lama di ruang tunggu "swipe right".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun