Kemudian Bapak mengantarkanmu ke pesantren untuk menimba ilmu di sana. Di kampung ini banyak setan-setan yang akan bersarang dalam dadamu, maka Bapak tidak ingin kau terhasut oleh tipudaya setan itu.
Orang-orang di kampung ini sudah tahu kebiasaan buruk Ibumu. Mereka menggunjing ibumu dengan tuduhan yang menyakitkan telinga Bapak. Karena kian hari gunjingan itu makin deras, Ibumu memilih pergi dan kemudian Bapak mengantarkanmu ke pesantren, agar ketika kau tahu cerita itu nanti, kau dapat menguasai setan dalam dadamu sendiri.
Kebenarannya telah kusampaikan padamu, kelak jika Bapak sudah tak ada, dan Ibumu pulang, kau titipkan salam Bapak padanya. Katakan padanya, semua adalah karena setan bersarang dalam dada Ibu. Maafkan Bapak tidak dapat menjadi suami yang baik untuknya.
Air mataku meleleh. Mata Bapak terpejam. Bapak berpulang!
Ampang Kuranji, 30/3/17Â -- Terbit di Koran Singgalan April 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H