"Ndak ada apa-apa ustaz, cuma ingin bertanya saja."
"Tentang apa Pak? Apa mengenai orang-orang di mesjid itu?" jawab Amir kurang semangat.
"Aku cuma heran saja. Kenapa mereka memilih desa kita ini untuk berdakwah. Bukankah desa kita ini sudah banyak yang salat ke mesjid, juga pengajian banyak yang kita buat. Apalagi semenjak ustaz pulang dari belajar agama. Rasanya kelakuan warga desa kita baik-baik saja." aku berusaha tenang dengan pernyataan yang kulontarkan padanya.
"Betul yang Pak Namar katakan. Hanya saja mereka ingin bersilaturrahim di desa kita ini. Kan mereka teman-teman saya sewaktu di pesantren dulu."
"Ooo, gitu ya Ustaz! Baiklah. Aku pamit dulu Ustaz. Assalamu'alaikum!" Seraya mengulurkan tanganku padanya. Ia tersenyum dan menjabat tanganku.
"Waalaikumsalam warahmatullah."
***
Perihal orang-orang berjubah-surban itu datang ke desa kami, menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Ada yang tidak setuju dengan kehadiran mereka, ada yang melarang keras, ada yang mendiamkan saja, dan ada juga yang membela mereka. Sedangkan aku. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Bila orang-orang meminta pendapat dariku-selaku Kepala Jorong di desa ini, aku akan menjawab seperti apa penilaian si penanya. Jika orang yang bertanya menyukai, maka aku akan menyukai. Dan bila yang bertanya memaki-maki maka aku akan diam dan mengangguk kepala saja.
Secara emosional, aku tidak menjadikan kedatangan mereka itu sebagai bala ataupun membawa masalah di desa kami. Tetapi selaku Kepala Jorong yang bersikap bijaksana, aku tidak menampakkan tanda setuju terhadap kedatangan mereka. Tentunya aku juga harus memikirkan masalah yang akan datang kemudian hari.
Toh mereka juga sudah pergi dari desa ini. Mereka cuma menginap beberapa hari di desa ini. Setelah mereka pergi, orang-orang sering membincangkan mengenai 'jamaah'-seperti yang dikatakan Amir, mereka itu adalah jamaah dakwah. Datang dari jauh-jauh untuk mengajak orang kembali kejalan-Nya
Bulan berikutnya, datang lagi sekolompok jamaah, jumlahnya lebih banyak dari yang datang waktu itu. Orang-orangnya juga berbeda, hanya ada satu dan dua orang saja yang aku kenal dan aku rasa pernah datang ke desa ini sebelumnya.