Namaku Hanif, aku tinggal Bersama dengan kakekku, ayahku telah meninggal ketika aku berusia 8 tahun karena cedera parah ketika bermain bola, ibuku sudah memiliki keluarga baru, dan kini aku sudah berusia 11 tahun. aku ingin menjadi pemain Timnas ketika besar nanti seperti ayahku. Dan inilah kisahku..
     Kriiingggg...Alaramku berbunyi dan sudah menunjukkan pukul lima tepat. Aku pun segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah bersiap siap aku dan kakekku bergegas menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjama'ah.
KETIKA PULANG DARI MASJID.....
     "Apa cita cita Hanif jika sudah besar nanti?" kakek seketika melontarkan pertanyan kepadaku ketika aku dan kakek sedang diperjalanan pulang dari masjid. "Aku ingin menjadi pemain bola kek, aku ingin menjadi seperti ayah.."aku menjawab pertanyaan tersebut. Kakek pun bertanya kembali kepadaku "kenapa pemain bola? Apa tidak ingin menjadi pelukis,atau yang lainnya?". Aku menjawab "aku ingin menjadi seperti ayah yang bisa mengharumkan nama bangsa". Dan kakek hanya menjawab dengan gelengan kepalannya, raut wajahnya pun menjadi aneh, seakan didalam hati kakek berkata apakah mungkin untuk Hanif menjadi pemain sepak bola?, tetapi aku tidak menanggapnya terlalu serius. Setelah sampai dirumah, aku pun bergegas ke kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.
     Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh kurang 15 menit. Aku pun segera berpamitan dengan kakek untuk berangkat ke sekolah. Setelah berpamitan dengan kakek, aku berangkat menuju rumah temanku bernama Adi. Dia adalah anak yang mempunyai kekurangan karena kakinya lumpuh akibat kecelakaan yang dideritanya dua tahun yang lalu.
"Adi...." Sahutku. "Iya.. masuk Nif.." Adi berkata kepadaku. Setelah menunggu sekitar lima menit, aku dan Adi berangkat ke sekolah menggunakan mobil Adi, kami berangkat Bersama Om Bambang, dia adalah om nya Adi.
SESAMPAINYA DISEKOLAH...
     Aku mendorong kursi roda Adi menuju ke kelas, sebelum masuk kekelas, seperti biasa kami melihat mading sekolah untuk mengetahui informasi terkini sekolah. Terlihat poster untuk mengikuti seleksi bola U13 yang akan diadakan satu minggu lagi dari hari ini. Dan itu berlokasi di lapangan Gajah Mada,Aku dengan girang ketika melihat poster tersebut,aku dan Adi bergegas masuk kekelas.
SETELAH PULANG SEKOLAH...
(saat perjalanan pulang di mobil....)
"Di.. aku mau ikut seleksi bola .... tapi kalau aku ikut kan lokasinya lumayan jauh... sedangkan kakek gak bisa bepergian jauh.. gimana dong di, uang pendaftarannya juga lumayan mahal.." aku berkata kepada Adi. "Hanif mau ikut seleksi bola..?, nanti om yang bayarin deh.. itung-itung terimakasih om soalnya kan Hanif udah bisa jagaiin Adi, lagipula pas banget, om kerja di Akademi PSSI, walaupun hanya menjadi sekretaris, tapi nanti om bilang ke pelatih, om usahain deh nanti om daftarin Hanif, hari ini juga bisa" sahut om Bambang. "Beneran nih om, aku baru tau kalau om kerja di Akademi PSSI,kok om gak pernah bilang?, tapi makasih banget lho om.." jawabku setengan gak percaya dengan perkataan om Bambang. "it's oke lah.." kata om Bambang. "Makasih om.." jawabku. Sementara Adi yang dari tadi hanya melihat kami berdialog akhirnya dia hanya bisa tersenyum dengan girang. Memang, aku dan Adi adalah sahabat sejak aku tinggal bersama kakekku.
     Setelah sampai dirumah, aku bilang pada kakek bahwa aku ingin mengikuti seleksi bola, dan uang pendaftarannya telah dibayarkan oleh om Bambang. Awalnya kakek tidak setuju dengan alasan kakek khawatir terjadi sesuatu kepadaku, karena ayah yang meninggal akibat cedera parah ketika bermain bola, kakek takut hal serupa terjadi kepadaku. Tetapi, setelah aku membujuk kakek, Akhirnya kakek memperbolehkanku mengikuti seleksi bola dengan syarat aku tidak boleh meminta sepatu bola yang baru karena memang sepatu bolaku sudah bolong, mungkin bisa dibilang tidak layak pakai.. tetapi dengan tekad ku aku pun menerima syarat dari kakek dengan memakai sepatu seadannya. Setelah berbincang dengan kakek, aku bergegas pergi ke lapangan untuk bermain bola. Aku bermain bola sampai maghrib, ketika azan maghrib aku pun segera menuju ke masjid bersama teman temanku yang lainnya.
     SATU HARI MENJELANG SELEKSI BOLA...
     Ketika aku sedang bermain di ruma Adi."Hanif, kamu sudah siap untuk seleksi besok?" om Bambang berkata kepadaku. "Aku selalu siap apapun untuk impianku" aku menjawab. "Gitu dong Nif.. baru namannya semangat berjuang" Adi berkata padaku. "Pasti dong..." aku menjawabnya. Kami bertiga pun tertawa dengan girang.
     SAAT SELEKSI BOLA
     "Hanif, ayo berangkat" Adi berkata kepadaku seakan dia tidak sabar untuk melihat seleksi bola. "oke, aku siap!" aku menjawabnya. Akhirnya kami berangkat ke lapangan Gajah Mada dengan diantar oleh om Bambang. Kami berbincang di mobil saat di perjalanan.
     SESAMPAINYA DILAPANGAN GAJAH MADA...
     "Baik, jadi kalian yang akan mengikuti seleksi U13, kami akan membagi kalian menjadi dua tim, dan kami akan menilai setiap pemain untuk memastikan apakan kalian lolos atau tidak. Pengumuman peserta yang lolos akan diumumkan besok, jadi besok kalian akan datang kembali ke sini. Semua mengerti..!!!!!" kata kepala pelatih saat membuka selesksi U13. "Siap pak...!!!" teriak seluruh peserta yang mengikuti seleksi dengan jumlah sekitar 40 orang. "Baik kita mulai seleksi!, tunjukkan perfom terbaik kalian!" pelatih berkata. Akhirnya kami terbagi menjadi dua tim. Satu tim terdiri dari 20 orang. Walaupun terlalu banyak, tetapi untuk mempersingkat waktu maka tim dibagi menjadi dua dengan anggota 20 orang. Aku berada di tim 2, dan aku akan menunjukkan skill permainanku sebagus mungkin agar aku bisa lolos seleksi U13. "Kompak..!!!, ayo yang kompak!!" teriak pelatih dari ujung lapangan. Akhirnya seleksi berjalan dengan lancar. Timku menang 7-4 atas tim lawan. Aku mencetak 3 dari 7 gol. Walaupun menurutku hasilnya kurang memuaskan, tetapi aku sudah berusaha sekeras mungkin. Setelah seleksi selesai, om Bambang dan Adi segera menghampiriku dan memberitahu bahwa kakek masuk rumah sakit akibat terserang penyakit jantung. Aku dan om Bambang serta Adi bergegas menuju rumah sakit kakek dirawat.
     SEAMPAINYA DI RUMAH SAKIT..
     "Kakek...!" teriaku ketika sampai didepan pintu kamar kakek dirawat. Terlihat kakek yang sedang terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit seraya berkata kepadaku " Hanif.. kakek ingin berkata kepadamu.." kakek berkata. Aku pun segera menghampiri kakek. Kakek berpesan kepadaku "Raihlah impimu itu, buat kakek bangga kepadamu, kakek mendukung semua yang kau lakukan dengan tujuan yang baik" kakek berkata.Tidak terasa airmata jatuh menetes di pipiku, aku berkata "Pasti aku akan membuat kakek bangga". Akhirnya aku, om Bambang, dan Adi pulang ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian ganti untuk kakek, dan kami kembali ke rumah sakit untuk menemani kakek dirumah sakit.Kami tidur di bawah lantai dengan mengampar kasur gulung di samping ranjang kakek karena tidak ada tempat tidur untuk penjenguk sebab kakek bukan dirawat di ruang VIP tetapi hanya kamar pasien biasa.
     KEESOKAN HARINYA...
     Aku, om Bambang dan Adi bersiap siap untuk pergi ke lapangan Gajah Mada untuk menunggu hasil seleksi U13. Aku menunggu hasil seleksi dengan penuh ketegangan. Dan hasil seleksi pun dibagikan kepada seluruh peserta dengan dibagikan sebuah surat atau amplop yang berisi surat keteragan lulus seleksi dan posisi pemain saat berada di dalam tim. Hanya ada 20 peserta yang lulus dari 40 peserta.      11 orang sebagai pemain inti 3 sebagai kiper cadangan dan sisanya sebagai pemain cadangan. Pelatih memberikan aba-aba kepada peserta untuk membuka amplop nya. "1..2..3.. buka amplop kalian...!!!" seru pelatih. Banyak peserta yang segera membuka amplopnya. 19 orang bersorak gembira dan sisanya merasa kesal,jengkel, bahkan ada yang sampai menangis. Sebelum membuka amplop, aku membaca doa bersama om Bambang, dan Adi yang berada disampingku. Aku dengan hati-hati membuka amplop itu dan hasilnya... "Selamat anda telah terpilih sebagai pemain utama U13 denagn posisi sebagai striker dan kapten tim. Kami berharap anda dapat memberikan hasil yang terbaik, dan menjadi motivasi agar lebih baik kedepannya".Tenyata orang yang ke 20 tersebut adalah aku. Setelah membaca surat tersebut, aku langsung bersorak riang, om Bambang dan Adi yang berada disampingku juga ikut berteriak girang. Aku meneteskan airmata karena terharu. "Bagi peserta yang lolos silahkan mengambil jersey (baju bola) dan sepatu bola serta sarung tangan untuk peserta yang terpilih sebagai kiper untuk dipakai ketika berlaga di AFC U13 nanti dan ajang lainnya yang menunggu" pelatih berkata. Aku pun langsung bergegas mengambil sepatu dan baju bola, setelah itu aku bergegas pergi ke rumah sakit.
     SEAMPAINYA DI RUMAH SAKIT...
     "Kakek.... aku lolos seleksi.." tangisku memanggil nama kakek yang keadaanya sudah mulai membaik. "Alhamdulillah.. terimakasih karena sudah membuat kakek bangga.." tangis haru kakek sambil memeluakku. Om Bambang dan Adi yang melihatnya seketika meneteskan airmata dan ikut berpelukan dengan aku dan kakek. Akhirnya kakek pun bisa pulang dari rumah sakit.
     Indonesia akhirnya keluar sebagai juara AFC U13. Itu merupakan sebuah penghormatanku sebagai kapten dari timku dan sebuah kebanggan bagi Indonesia.
     13 TAHUN KEMUDIAN...
     Aku terpilih sebagai perwakilaan Indonesia untuk menjadi timnas Indonesia yang merupakan impianku sejak kecil yang terinspirasi oleh ayahku.Dan aku bisa membawa maju tim Indonesia bersama pemain lainnya yang kuanggap sebagai keluarga seperjuanganku menuju kejayaan sepak bola Indonesia.. Impianku yang kini terwujud akan kupersembahkan kepada ayah sebagai inspirasiku serta kakek sebagai penyemangat ku dalam meraih mimpi.. dan aku akan mempersembahkannya kepada INDONESIA TANAH AIRKU.
Salam sepak bola!!!!!!
Pesan Moral: Jangan pernah takut untuk bermimpi, mimpilah setinggi langit, dan berusahalah untuk mewujudkan mimpi tersebut... jangan lupa sertakan do'a agar ALLAH meridhoi.
Oleh : Alleya (Siswi SMPIT ANNUR Cikarang Timur)
*Cerita diatas hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan tokoh,latar tempat atau waktu,dan kejadian itu merupakan ketidak sengajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H