Perlunya perubahan paradigma pada penawaran WK migas dapat dicontohkan sebagai berikut: selama ini, pemerintah menawarkan WK hanya secara administratif-prosedural sesuai regulasi yang ada, namun belum menawarkan kepastian komersial &business sustainability yang bersifat jangka panjang. WK tersebut bagian dari roadmap koridor pengembangan wilayah terdekat. Adanya market opportunity integrasi skenario upstream-midstream-downstream, sehingga meningkatkan nilai tambah bagi investor dan stakeholder.
Dari evaluasi atas berbagai tantangan investasi migas di atas, penulis mengusulkan pemerintah menggunakan framework “blue ocean” dengan prioritas tiga agenda strategis terintegrasi, yang diharapkan dapat menggairahkan kembali investasi hulu migas di Indonesia, yaitu: 1. Pembenahan Kebijakan dan Regulasi 2. Penyederhanaan Proses Bisnis dan Perijinan 3. Aspek Komersial. Semoga!
Referensi:
- Laporan Kinerja Ditjen Migas tahun 2016
- World Oil Outlook, OPEC, 2015
- IEA Presentation: Energy Investment for Global Growth, 2016
- Global Petroleum Survey, Fraser Institute, 2016
- Eksplorasi Migas Gagal, Rp 22 Trilyun Amblas, Katadata, 2015
- Proyek Hulu Migas, Evaluasi dan Analisis PetroEkonomi, A Rinto Pudyantoro, 2014
- Blue Ocean Strategy, W.Chan Kim, Renee Mauborgnee, HBSP, 2009
- Outlook Energi Indonesia 2014, Dewan Energi Nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H