PENDAHULUAN
Pendidikan adalah kunci keberhasilan seorang individu. Oleh karenanya, kita sebagai pendidik harus mampu mengembangkan diri sebagai individu yang utuh, sebagai anggota masyarakat dan warga bangsa. Dengan kata lain mampu mengenal diri, masyarakat di sekitar, dan bangsanya. Proses pengenalan ini menghendaki pengembangan kemampuan kognitif, afektif, termasuk imajinasi dan inspirasi (Hamid Hasan, 1993: 128). Betapa berperannya proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang telah tercantum pada pembukaan Undang -- Undang Dasar 1945 di berbagai pasal. Maka dapat kita ketahui bahwa pendidikan memiliki peran sangat pentig dalam meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat, mentransformasikan peradaban bangsa dan melestarikan budaya yang ada. Setiap pendidikan mempunyai mutunya masing-masing yang dimana mutu menjadi pusat perhatian bagi masyarakat terutama bagi orang tua untuk meletakkan atau menyekolahkan anaknya pada suatu lembaga pendidikan. Untuk mencapai mutu pendidikan yang unggul maka kepala sekolah dam guru harus melakukan Kolaborasi dan mengimplementasikannya secara sistematis dan terukur. Bukan hanya itu Kolaborasi yang efektif antara guru dan kepala sekolah merupakan kunci utama dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Kedua pihak memiliki peran yang saling melengkapi dan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berpusat pada siswa.
Kolaborasi  merupakan langkah utama dalam mencapai tujuan mutu pendidikan yang baik dan benar. Secara etimologi, collaborative berasal dari kata co dan labor yang mengandung makna sebagai penyatuan tenaga atau peningkatan kemampuan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau yang telah disepakati bersama. Selanjutnya, kata kolaborasi sering kali digunakan untuk menjelaskan proses penyelesaian pekerjaan yang bersifat lintas batas, lintas sektor, lintas hubungan (O'Leary, 2010), ataupun lintas organisasi bahkan lintas negara sekalipun. kolaborasi dapat diklasifikasi sekurang-kurangnya pada tiga ranah, yakni; kolaborasi sebagai kompetensi, kolaborasi sebagai aksi atau implementasi, dan kolaborasi sebagai model pembelajaran. Sebagai kompetensi, kolaborasi termasuk salah satu dari empat keterampilan abad 21 yang disarankan oleh UNESCO. Kompetensi ini sudah diadopsi pada Kurikulum 2013. Pada Kolaborasi dalam menwujudkan mutu pembalajaran terdapa guru dan kepala sekolah yang menjalankannya atau  elemen pertama yang mendorong nya.
Pengertian guru secara sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sedangkan kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional guru yang diberi tugas untuk memimpin, suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid menerima pelajaran. Kata memimpin dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wahjosumidjo, 2002: 83). Guru dan Kepala sekolah memiliki peran yang berbeda namun dengan tujuan yang sama dalam menentukan mutu pembelajaran di lembaganya. Mutu pembalajaran tidak hanya menjadi pedoman semata bagi kita akan tetapi keharusan memahami tentang mutu pembelajaran wajib kita ketahui.
Menurut Deming (2009) mutu adalah penilaian subyektif "customer" Mutu memiliki makna yang berlainan bagi setiap orang tergantung pada konteksnya. Mutu memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula. Banyak orang mendefinisikan mutu dengan tepat, Mutu pembelajaran ditentukan oleh tiga variabel, yaitu budaya atau kebiasaan sekolah, proses belajar dan mengajar, dan realitas (kenyataan) sekolah (Sagala, 2012: 132). Kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang dilakukan baik guru ataupun peserta didik di sekolah dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Pada saat guru mengajar di dalam kelas, tahapan pembelajarannya dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Kebiasaan di sekolah dapat terbentuk pada saat peserta didik mulai mengenal lingkungan sekolah, dan akan menjadi kebiasaan untuk peserta didik pada tahun ajaran berikutnya. Hal ini dapat terjadi hampir setiap tahun dalam setiap tahun ajaran baru. Kebiasaan ini nantinya secara terus menerus akan mempengaruhi semua warga di sekolah. Kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk dapat mempengaruhi mutu sekolah. Karakteristik peserta didik yang terbentuk dengan baik akan meningkatkan mutu sekolah, akan tetapi apabila karakteristik yang terbentuknya kurang baik maka akan menghambat peningkatan mutu sekolah. Sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk karakteristik baik untuk peserta didik.
Kolaborasi antara guru dan kepala sekolah merupakan salah satu strategi penting dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran. Penelitian empiris menunjukkan bahwa kerjasama yang efektif antara kedua pihak dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapaian hasil belajar siswa yang lebih baik dan lingkungan sekolah yang lebih positif. Kolaborasi antara guru dan kepala sekolah merupakan salah satu elemen kunci dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut tentunya sekolah berada di garda terdepan dan punya peran yang sangat signifikan. Hasil meta-analisis terhadap 800 penelitian yang dilakukan Hattie (2008) menunjukkan bahwa faktor dari internal sekolah yang cukup berpengaruh dalam perkembangan kemampuan anak antara lain faktor guru, kepemimpinan sekolah dan kurikulum. Diantara faktor guru, kualitas guru dan bagaimana guru membangun hubungan dengan siswa memiliki efek yang paling besar. Hal-hal lain seperti tingkat ekspektasi guru terhadap siswa dan pendidikan professional guru tergolong memberikan efek yang moderat atau sedang.
Kolaborasi yang tepat antara kepala sekolah dan guru dapat menghasilkan perspektif yang sama sehingga pencapaian visi misi sekolah dapat tercapai. Selain itu, keduanya harus dapat berfungsi sebagai contoh yang baik bagi siswa, karena siswa cenderung lebih mengutamakan apa yang ditunjukkan oleh pendidik dan kepala sekolah mereka daripada teman sebaya mereka (Brodaty & Gurgand, 2016). Proses kolaborasi ini juga akan dipengaruhi oleh penekanan pada aspek personal dan kepribadian (Ramdani, dkk 2019).
Maka dari itu Allah SWT telah mengajarkan berbagai konsep dan pengertian serta memperkenalkan terkait pedoman dapat kita temukan dalam Al-Qur'an (firman Allah SWT)
Q.S. Al- Maidah Ayat 2:
Â
Artinya : "Saling Menolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan taqwa. Dan jangan saling menolong pada perbuatan yang dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah SWT. Sebenarnya siksaanAllahSWTsangatlahpedih."
Ayat ini memerintahkan untuk tolong-menolong dalam mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa kita sebagai manusia makhluk Allah SWT untuk saling tolong menolong sesame manusia dan makhluknya terutama dalam lingkup pendidikan Karena pendidikan menjadi tolak ukur bagi manusia untuk mencapai kehidupan didunia dan akirat. Untuk itu, tiap lembaga pendidikan perlu melakukan implementasi kolaborasi antara guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajarannya. Dari semua sekolah menengah pertama di Indonesia yang sudah melakukan implementasi kolaborasi antara guru dan kepala sekolah, salah satunya SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali, Jember, Jawa Timur.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu Al -- Ghozali Jember merupakan lembaga yang beralamatkan di Jl. Kaliurang 175, Tegal Gede, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Prov. Jawa Timur . SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali termasuk lembaga pendidikan yang mempunyai keunggulan visi misi dan dibidang keagamaan terutama, kegiatan ekstrakurikuler yang sangat unggul. Bentuk kolaborasi dari kepala sekolah yaitu memberikan kesempatan ide kepada guru tentang program apa yang akan dilaksanakan, bentuk kolaborasi antara guru dan kepala sekolah juga dengan cara memberikan kompetensi kepada guru,dan kepala sekolah harus memberikan motivasi kepada para pendidiknya agar menjadi pengingat bahwa setiap guru mempunyai skenario yang akan diterapkan pada waktu mereka mengajar atau lebih jelasnya yaitu merapkan RPP yang mengikuti pembelajaran Profil PAncasila. Sehinga dengan terwujudnya kolaborasi guru dan kepala sekolah mendapatkan hasil banyak Prestasi yang sudah diperoleh diantaranya memenangkan event futsal se-Kabupaten Jember dan lembaga ini sangat kuat dibidang keagamaannya yaitu program tahfidz, tidak hanya itu lembaga ini juga banyak melahirkan generasi-generasi yang unggu pada bidang akademik maupun non akademik. Sehingga alasan tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali terkait dengan peran besar guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikannya.
Penelitian terkait Kolaborasi guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran mengacu pada penelitian sebelumnya oleh (Hartana, 2018) dengan judul "Supervisi Akademik Melalui Pendekatan Kolaboratif Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SD". Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa, guru,dan kepala sekolah secara cepat merealisasikan mutu pembelajaran yang berkualitas dan supervisioner.
Penelitian sebelumnya juga diteliti oleh ( Nafazri Eprilia, 2023) dengan judul "Peran kepala Sekolah Dalam Meningkatkan mutu Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri" didalam penelitian ini Peran kepala sekolah sebagai manager, leader, supervisor, innovator, educator, adiministator,dan motivator sangat Nampak dan transparansi dan membawa mutu pendidikannya dilirik oleh masyarakat luas untuk mengsekolahkan anaknya di lembaga ini.
Berdasarkan dari uraian dan penjelasan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Implementasi Kolaborasi Guru dan Kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran".
METODE
 Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk memahami suatu fenomena atau keadaan tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan melibatkan pengumpulan data yang bersifat deskriptif dan naratif dengan jenis penelitian lapangan (Mulyana, 2010). Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena penelitian deskriptif kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku dan pelaku yang dapat diamati.
Adapun waktu penelitian dilakukan pada tanggal 4 September 2024 di lembaga SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali. Dan subjek penelitian menggunakan teknik purposive, Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut Sugiyono, (2016: 85). dengan informan ini antara lain kepala sekolah. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan antara lain: Observasi, Wawancara, Recording,dan Dokumentasi.
Setelah data dari lapangan diperoleh langkah selanjutnya adalah teknik analisis data dengan menyusun dan menelaah data yang diperoleh menjadi sebuah informasi yang digunakan sebagai acuan dan acuan. Analisis informasi merupakan proses mencari serta menyusun secara sistematis informasi yang diperoleh dari asil wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan lain, sehingga gampang dimengerti, serta temuannya bisa diinformasikan kepada orang lain. Analisis data diakukan dengan mengorganisasikan informasi, menjabarkannya dan memilah mana yang berarti serta hendak dipelajari, dan membuat kesimpulan yang bisa dikisahkan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan Milles, Huberman, dan Saldana (2014) berupa kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan Pendidikan, suatu bangsa bisa merubah masa depannya dimulai dari sumber daya manusianya. Pendidikan dianggap mampu melakukan perubahan karena sasaran dari Pendidikan adalah perubahan pemikiran, pengetahuan yang kemudian tercermin dalam tingkah laku. Maka, peradaban suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikannya. Semakin maju peradaban suatu bangsa pasti berbanding lurus dengan kemajuan pendidikannya. Begitupula sebaliknya, jika pendidikannya kurang/tidak baik maka sudah bisa dipastikan bahwa bangsa tersebut juga tidak akan mampu maju secara peradaban. (Sugeng Sholehuddin,Miftah Mucharromah, dkk, 2023).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan bersama kepala sekolah dan guru-guru di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali di dapatkan beberapa temuan terkait peran guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu penddikan dan pembelajaran di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali yakni sebagai berikut.
- Kepala sekolah berperan sebagai contoh bagi guru dan sebagai motivator
- Kepala sekolah merupakan cerminan sekolah tersebut. Sekolah yang baik tercermin dari kepala sekolahnya. Semua kebijakan sekolah sebagian besar diatur oleh kepala sekolah. Reputasi kepala sekolah dapat rusak jika ia memilih tindakan atau kebijakan yang salah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kualifikasi untuk mengawasi sekolah. Kepala sekolah harus memberikan contoh yang positif bagi para pendidik dan peserta didik. Kepala Sekolah Menengah Islam Terpadu Al-Ghozali memiliki rasa kepemimpinan yang kuat dan kemampuan untuk menginspirasi pendidik lain, menurut hasil wawancara. Para guru sangat menghormati kepala sekolah dan menjadikannya sebagai contoh. Saat membuat keputusan, administrator secara konsisten meminta masukan dari pendidik lain dan tidak pernah mengabaikan masukan mereka. Para guru merasa dihargai sebagai hasilnya, dan mereka lebih bersedia untuk menyuarakan keprihatinan mereka. Kepala sekolah juga mempertimbangkan saran-saran instruktur. Kepala sekolah menganggap ide ini sangat bagus karena dapat mengidentifikasi perbedaan gaya mengajar antara guru satu dan guru lainnya, sehingga guru dapat melihat manfaat dari berbagai pendekatan dan menggunakannya di lingkungan kelas yang lain. Motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah kepada bawahannya secara memotivasi guru untuk selalu konsisten dalam pengajarannya, membuat proyek-proyek terobosan terbaru dengan mengikuti perkembangan teknologi. Serta kepala sekolah juga menjadi pengingat bagi bawahannya bagaimana cara memberikan pengajaran kepada siswa -- siswi di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali.
- Pelaksanaan pemberdayaan guru melalui pelatihan dan seminar
- Untuk meningkatkan pembelajaran yang bermutu, guru perlu memiliki kemampuan mengajar yang baik. Kepribadian yang unggul dan sumber daya manusia yang bermutu akan dihasilkan oleh para pendidik yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada para siswanya. Kepala Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Ghozali sering kali mengundang para guru untuk mengikuti pelatihan dan seminar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar mereka, semuanya demi mencapai tujuan ini. Selama pelatihan, para pendidik tidak hanya belajar bagaimana menjadi pendidik yang terampil tetapi juga memperoleh keterampilan nonteknis termasuk kerja sama tim, berbicara di depan umum, disiplin, dan pemecahan masalah. Seorang guru di SMP Islam Terpadu Al-Ghozali melaporkan bahwa setelah pelatihan, para pendidik lebih terlibat, produktif, dan memiliki pemahaman luas tentang cara merancang lingkungan belajar yang menarik dan produktif.
- Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran / RPP
- Guru dan kepala sekolah bekerja sama dalam menyusun kurikulum yang relevan, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan selaras dengan perkembangan zaman. Bersama-sama merancang model pembelajaran yang menarik, efektif, dan melibatkan siswa secara aktif, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif, atau pembelajaran berbasis masalah.  Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Dalam  pemanfaatan teknologi guru dan kepala sekolah memanfaatkannya dalam pembelajaran, seperti penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, atau media sosial untuk meningkatkan interaksi dan efektivitas pembelajaran.  Di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali selalu mempunyai ide-ide program sekolah yang berasal dari kolaborasi guru dan kepala sekolah, itulah yang nantinya diterapkan pada pembelajaran siswa-siswi di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali seperti mengadakan pembelajaran IT bagi siswa dan siswinya.
Berdasarkan observasi dan penelitian yang telah dilaksanakan SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali mereka menerapkan Kurikulum Merdeka dalam hal meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajarnnya. Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep pendidikan alternatif yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dalam belajar kepada para siswa. Konsep ini mendorong siswa untuk menjadi mandiri, kreatif, dan aktif dalam menggali pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri. Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, di mana siswa diberikan kebebasan untuk menentukan minat, tujuan, dan metode belajar mereka sendiri. Mereka dapat mengambil inisiatif dalam mengeksplorasi topik-topik yang menarik bagi mereka dan memilih cara terbaik untuk memperoleh pengetahuan.
      Visi dan misi di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali pembentukan akhlak islamiyah semua aktifitas bermuara pada pembentukan karakter yang baik, prestasi non akademik dan akademik dijalankan ektrakurikuler dan tahfidz kemudian berkolaborasi bagaimana menjadikan anak-anak bisa berkalobasi dalam hal kegiatan masjid dan elemen-elemen masyarakat diluar,dan mandiri dalam hal pembelajaran, dalam pengelolaan manajemen peserta didik. Visi misi ini sangat berjalan dengan kurikulum merdeka yaitu terkait dengan profil pelajar pancasila yang sudah terakomodasi dalam visi dan misinya.
Dan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya tantangan dalam peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di SMP Islam Terpadu Al -- Ghozali adalah ketidaksiapan dari peserta didik untuk melaksanakan konsep pembelajaran kurikulum merdeka seperti belajar secara mandiri, maupun keterampilan-keterampilan lainnya.
Tantangan yang terjadi untuk merealisasikan peningkatan mutu pembelajaran juga berasal dari dari pribadi guru karena tidak semua guru memahami proses belajar yang berkualitas dan tidak memahami pembelajaran yang betul-betul memihak kepada murid. Guru sebagai fasilitator bagi siswa/I dalam kurikulum merdeka. Guru tidak hanya memberikan pembelajaran yang berasal darinya namun juga memberikan waktu kepada siswa/I untuk belajar mandiri.Perubahan paradigma - paradigma pembelajaran dari zaman dulu dan zaman sekarang menjadi perhatian bagi seorang guru untuk dapat memilahkan dan menempatkannya secara benar dan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H