Â
Tapi tetap Tuhan bergeming, dan Jokowi tetap jadi Gubernur.
Adi S mulai berpikir, mungkin Tuhan memang tidak ada, dan ia selama ini berilusi tentangnya. Ia mulai merasa menjadi korban Tuhan, dengan sibuk membunuh orang melalui berbagai prasangka dan kecurigaan.
Â
Sejak itu Adi S menjadi Atheist.
Tapi anehnya, sejak jadi atheist, hidup Adi S lebih damai dan tenang.
Tidak ada lagi Tuhan yang ditakuti, mengancam dan mengajak orang untuk berperang dan berbunuh-bunuhan. Tidak ada lagi Tuhan yang meminta darah orang kafir namun tidak dikerjakannya sendiri.
Â
Tidak ada kafir, Yahudi dan Nasrani yang perlu diwaspadai dan diperangi. Semua orang tiba-tiba dengan mudah menjadi temannya. Adi S bisa tertawa bersama dan bersahabat dengan orang-orang yang dulu dicurigai, diejek dan diancamnya. "Wahai jiwa-jiwa yang tenang ……" kata ayat suci, kini tiba-tiba terasa maknanya bagi dirinya ketika Adi S menjadi Atheist. Kini dia merasakan pengalaman sebagai manusia seutuhnya, dengan sepenuh hatinya, tanpa campur tangan Tuhan.
Â
Adi S menjadi Atheist, dan pikirannya tiba-tiba menjadi jernih dan seluas semesta. Semua kata-kata dan tulisan Adi S mejadi logis, sistematis dan mudah dimengerti. Tidak ada terlihat ada agenda terselubung atau logika yang terpotong dalam kata-katanya, yang dulu sering terlihat dalam tulisannya gara-gara ada maksud-maksud tertentu untuk memenangkan pendapat golongannya dengan cara yang gelap mata. Semua pemikirannya bisa dituangkannya dengan lepas dan masuk akal. Tidak ada lagi hal-hal sepele, hoax atau isu tak jelas yang dijadikan dasar untuknya menyerang atau menjelekan orang lain yang tidak satu keyakinan dengannya. Semua berdasarkan riset dan analisis mendalam tanpa prasangka, tanpa beban moral kepada Tuhan.