"siapa yang antar ibu ke rumah"
"dia jalan sendiari, aku mau mengantarkannya, namun ibumu gak mau, dia bilang "aku masih kuat kok", aku lanjut mencangkul".
"ooo.......".
Setibanya dirumah sebagai anak yang berbakti Wahyu langsung menimba air lagi untuk persiapan bapaknya mandi, dia menimba sebanyak empat kali dan disalin ke baskom ditempat yang sudah biasa.
Setelah Muhdar selesai mandi dan solat, muhdar duduk disebelah Musdalifah dengan kursi bambu yang masih dipakai pertama kali, setelah membuatnya tadi malam.
Wahyu melihat ibu dan ayahnya duduk manja sambil menyaksikan ilalang disamping rumahnya yang setenang lautan, Wahyu tersenyum dan berterimakasih pada Tuhan karena masih bisa memlihat oaring tuaya sehat dan tentram. Pada saat itu juga Wahyu berdoa dalam hatinya.
 "Ya Allah semoga aku bisa membahagiakan beliau, lindingilah beliau, ku mohon ya Allah jangan cabut nyawa orang tuaku dan kabulkan hajatku untuk memberangkatkan beliau ketanah suci. Amin... Amin.... Yarobbal Alamin......".
Tanpa Terasa air mata Wahyu menyalami pipinya, seolah-olah juga ikut mengamini doanya.
-oOo-
Tanpa terasa, mentari hampir kembali keperaduannya. Wahyu mencoba mendekati ayah dan ibunya yang masih duduk ditempat tadi sambil bercakap-cakap mengenai ladangnya.
"Ayah, Ibu," ucap Wahyu sambil berdiri disisi ibunya.