Wahyu dibesarkan dari keluaga yang sangat sederhana, ayah dan ibunya berprofesi sebagai petani, dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Setiap harinya keluaga mereka makan dengan lauk-pauh seadanya, kadang mereka makan dengan nasi bendera (nasi jagung), nasi Sabreng (ketela) dicampur dengan kuah kelor. Meskipun mereka makan dengan seadanya keluarga yang sangat sederhana itu tidak pernah mengeluh. Mereka selalu bersyukur karena diberikan kesehatan dan bisa menikmati nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Pemberi Rezeki.
Muhder selaku kepala keluarga sering minta maaf kepada istrinya, Musdalifah. Karena tidak bisa memberi nafkah yang mapan terhadap keluarganya. Musdalifah tidak pernah menggerutu meskipun keadaan keluarganya seperti itu
Dari keempat bersaudara, Wahyu satu-satunya yang laki-laki. Ke tiga saudarinya sudah berkeluarga semua. Bisa dikatakan wahyu lah yang menjadi harapan keluarga Muhdar, karena cuma Wahyu yang tinggal bersama ibu dan ayahnya, ke tiga saudarinya ikut suaminya.
Saat itu wahyu duduk dikelas XII MA, yang sebentar lagi akan lulus. Wahyu merupkan sosok yang rajin dan cerdas. Jadi tidak heran ketika ada olimpiade wahyu yang di delegasikan sekolahnya untuk berlomba dengan sekolahan lain bahkan sudah biasa menang di tingkat Kecamatan hingga Kabupaten bahkan pernah ke tingkat provinsi.
Diantara teman sekelasnya, Wahyu sendiri yang tidak memiliki motor. Wahyu berangkat sekolah pukul 05:30. Dia berangkat sangat pagi sekali karena sekolahnya lumayan juah dari rumahnya. Wahyu tidak pernah meminta untuk dibelikan motor pada ayahnya karena Wahyu sadar akan perekonomian keluarganya yang begitu tidak memadai.
Wahyu sering setiap harinya berpuasa, wahyu merupakan anak yang paling dikatan alim diantara teman-temannya. Pada suatu ketika, Dayat, teman yang sebangku dengan wahyu bertanya kepada wahyu.
"Yu, kenapa kamu selalu berpusa? padahal setiap harinya kamu jalan kaki ketika kesekolah. Apa tidak lapar...?".
"hahhhh, pertanyaan tidak penting Yat" balas wahyu.
"ayolah jawab!, siapa tahu dengan jawabanmu aku bisa rajin puasa juga" balas dayat dengan nada memaksa.
"Baiklah....."
"aku sering berpuasa setiap hari karena yang pertama, aku berpuasa karena aku beranggapan itu sebagai ritualku dalam mencari ilmu, yang kedua itu kujadikan sebagai tirakatku, yang ketiga agar aku tidak jajan, kan kamu tahu sendiri aku tidak ada uang saku ketika sekolah".