Tahukah kamu,Â
Tanaman hijau menampakan hasil rupawan, buah-buahan bergelantungan. Payung taman, kursi dan rembulan selaras lampu memancarkan cahaya di tempat paling kelam.
Kita. Aku dan Kamu memiliki luka yang sama, rupa sendu beriringan hatiku yang luluh akan kecantikan.
Hoddie kuning identitas asing telah melekat oleh kesannya.
Aku terdiam tanpa ada kata terlontar.
Deskripsi telah lupa penjelasan.
Narasi kehilangan rangkaian keindahan.
Diriku siapa? Hanya nama tanpa tahu cerita. Pikiran tak sempat terucap, lewat bibir secara rapat mendekap
Malam dihabiskan melalui sedikit percakapan. Pamit pulang, tapi aku masih duduk di kursi taman. Menyesal tak berbagi perasaan.
***
Pagi, memberikan ketenangan, Aku seorang musafir tinggal di area kampus dan bersiap menimba ilmu.
Beberapa saat kamu melintas tanpa pamrih, wajah khas itu menoreh di tempat paling lunak. Hatiku.
Seiring berjalan, Aku semakin mengenalmu. Sahabatmu telah menjadi temanku
Kita selalu bercerita tentang pengetahuan tanpa ada unsur perasaan. Jujur Aku sedih. Tapi siapa Aku?
Kesempatan datang, Ketika gelagat rindu mulai menggoda kenyamanan. Tapi Aku masih memendam.
Sekilas riwayatmu. Mempunyai alergi makanan lautan, kepiting dan udang tak bisa dimakan.
Aku, apatis kepekaan merasa kurang memahami kejadian.
Kamu pulang dengan wajah pucat pasi. Keterlambatan menyampaikan keluhan menjadi campur aduk di kepala ini.
***
Waktu, menunjukkan telah lama kita bertemu
Aku bersiap untuk menyampaikan rasa itu
Mempelajari semua inginmu.
Kamu orang paling ceria, meskipun cuma sandiwara.
Simpang siur berita tentang Kamu telah menyukai orang lain.
Memberi Aku sedikit jeda. Benarkah?
Sekali lagi berkata di hati. Siapa Aku?
Pendidikan melebarkan kesenjangan, aktivitas kampus melupakan ruang rindu.
Aku hanya menjadi penyemangat dikala Kamu jatuh.
Tak menginginkan kesempatan itu, hanya berharap Kamu tahu.Â
Ketulusanku terlihat dari hati di sebar lewat tindak andil tanpa pamrih.
Lelah, bagaimana mengungkapkan perasaan. Ketika menyukai seseorang tanpa menambah beban perih
Mungkin, kedekatan orang yang menyukaimu juga perlahan bereaksi untuk kemunduran hati. Seketika Aku teringat tentang bahasa indah, "Itsar" mendahulukan orang lain dibandingkan diri sendiri.Â
Semoga niat baik ini menjadi penggugur dosa, bagiku yang melukai perasaan hatinya sendiri.
Tapi, perasaan selalu ada meskipun seperti mati rasa. Sebelumnya, Aku pernah jatuh cinta meski bertepuk sebelah tangan. Hangatmu memberi keteduhan.Â
Aku menjadi orang Erotomania, sejenis gangguan kejiwaan yang menyebabkan seseorang meyakini bahwa orang lain menaruh rasa cinta pada dirinya
Baper, kata singkat buat orang yang merasa dicintai
Tiap detik menilai, memuat dan menimbang. Sampai akhirnya Aku mencoba ide gila. Manipulasi keadaan, mencintai seorang yang dekat dengannya.Â
Jahat, mungkin.
Tujuan eksposisi kan diri.
Mengklarifikasi, mengevaluasi, dan menjelaskan tentang hati. Apakah Kamu juga ada rasa??
Berusaha, sampai kini Aku masih menekan keinginan jatuh cinta. Luar kota, orang lama masih dibawa
Memalingkan percintaan, segera memenuhi kebijakan. Pekerjaan.
Orang baru hanya dekat, Aku masih mengingat moment bersamamu.
Naif menjejaki firasatku
Satu hal pasti. Kamu menjadi tujuan, Aku berusaha membangun kebiasaan.
Kenangan yang Kamu berikan selalu Aku bawa tanpa ada beban.
Pesimis keadaan, mungkin hatimu telah disisipi sosok pujaan.
Jika benar, Aku sekarang akan beranjak pergi mencari pengganti.
Dialog tuhan selalu terucap rindu.
Semoga Aku tenang tentang rasa itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI