Wahai anakku…
Aku tidak menuntut apa-apa darimu, jadikanlah diriku layaknya sahabat yang kamu miliki, jadikanlah diriku wahai buah hatiku salah satu tempat persinggahanmu yang senantiasa kamu kunjungi setiap bulan walau hanya sesaat. Aku tidak mampu berdiri melainkan dengan kesulitan dan aku tidak mampu untuk duduk melainkan dengan kepayahan, dan senantiasa hati ini dipenuhi dengan rasa rindu akan cinta dan sayangmu dari anak kepada ibunya. Apabila suatu saat ada orang yang memuliakan dirimu, niscaya kamu akan memujinya karena perlakuannya terhadap dirimu, dan kebaikan sikapnya pada dirimu. Dan ibumu ini wahai anakku… Lebih banyak berbuat kebaikan pada dirimu dan berlaku ma’ruf padamu hingga tidak dapat dibalas dengan apapun jua..!
Ibu telah merawatmu, melayani semua kebutuhanmu bertahun-tahun lamanya... manakah balasanmu? Apakah setelah semua ini hatimu menjadi sekeras batu?Dan berlalunya waktu kian membuat dirimu jauh, teramat jauh anakku.
Anakku…
Acap kali aku mengetahui kamu bahagia dalam hidupmu, bertambah pula kebahagiaan dan kegembiraanku, namun betapa herannya ibu pada dirimu, yang telah kubesarkan dengan belaian kedua tanganku..!
Dosa apakah yang telah kuperbuat hingga aku menjadi musuh bagimu..?!
Engkau tidak mau menjengukku, beratkah langkah kakimu untuk mengunjungiku?
Apakah aku melakukan suatu kesalahan pada dirimu? Ataukah aku pernah melakukan kelalaian dalam melayanimu?
Apakah kau anggap diriku layaknya pelayan-pelayan yang engkau berikan upah kepada mereka?
Berikanlah aku sedikit saja dari rasa belas kasih dan sayang mu, berbuat baiklah pada diriku wahai anakku, karena sesungguhnya Allah akan memberikan balasan orang yang berbuat baik.
Wahai anakku…