Ia melepaskan ikatan di lehernya. Lehernya terasa sakit. Kemudian, ia melangkahkan kaki melewati rimbunnya pepohonan. Ia teringat dua temannya yang berkhianat.
“Awas kalian para bedebah!” ucapnya penuh benci.
Tujuannya sekarang adalah membalas pengkhianatan teman-temannya, yang kini menjadi musuh-musuhnya. Ia siap memberi pukulan yang sama sakitnya, bahkan lebih menyakitkan. Mungkin, dengan merampok juga akan menyenangkan hatinya. Ia tak peduli siapa dirinya sekarang, pada tubuh siapa jiwanya tinggal, atau segala hal yang menyangkut identitas barunya. Ia hanya ingin menjalankan misinya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H