Rokok bang Indra telah saya beli Di warung Bude Ina. Iya, namanya begitu ketika saya mengajak berkenalan dengannya. Saya tidak banyak mengobrol dengan Bude Ina,hanya sebatas menanyakan berapa lama berjualan disini dan rumahnya di mana. Itu saja yang saya tanyakan kepadanya.
Rokok bang Indra telah saya berikan, di keramaian yang membuat jarak pandang agak sempit, saya melirik sana-sini tim tour kami telah tiada. Apakah mereka sudah balik? Ohtidak. Â Jangan sampai saya tertinggal. Saya berlari ditengah matahari yang menikam menuju lokasi parkiran bis kami. Ternyata, mereka semuanya sudah berada di dalam bis menunggu saya.
Bri, dari mana aja kamu? tanya bang Oki.
Saya tadinya parkir di jembatan jomblo bang.
Astaga.Â
Ayo pak jalan, sudah lengkap kita ini," kata bang Oki kepada sang driver bis.Â
Desa Wisata Batu kami tinggalkan. Karena perut mulai kerongcongan, kami menuju tempat makan siang yang telah disiapkan oleh pemandu kami. Semua perjalanan tour dan travel kami diserahkan pada sang pemandu. Ia yang berhak untuk mengajak kami mengunjungi spot-spot keren di Jogjakarta. Mulai dari wisata desa Batu, kuliner, susur gua, hingga tempat pusat ole-oleh. Kami hanya siap terima dan nikmati karena semua terpaket dalam satu ongkos tour dan travel.
Masih disekitaran Gunung Kidul, kami singgah di resto Gudek Yu Djum Pusat. Perjalanan dari Wisata Desa Batu ke restoran sebutan diatas lumayang jauh sehingga membuat saya tertidur puas di perjalanan. Saya tidak tahu kalau bis kami telah sampai di resto tersebut akibat lelahnya diri ini menikmati perjalanan wisata yang tiada duanya. Seketika, bang Halili datang membangunin saya yang lelap tidur di bangku pojok belakan.
Bri, bri. Bangun. Udah makan blum? Serentak saya kaget dan terbangun.
Bang uda makan? tanya saya lagi.
Uda. Itu semuanya juga lagi pada makan. Ayo makan dulu," beber bang Halili.