Gk, sayang. Itu manusia tapi bentuk tubuhnya kecil seperti Reno," jawab saya.
Reno lalu mengelus-elus patung hobit tersebut. Ia seperti terlihat suka padanya walau hanya sebuah patung. Yasmin pun demikian seperti Reno yang senang ketika foto bersama patung hobit itu. Saya dan kedua bocah ini, lanjut berjalan menyusuri bebatuan besar. Besar sekali pokoknya.
Oh.. karena batu besar ini sehingga tempat ini disebut sebagi Desa Seribu Batu. Saya berfikirnya seperti itu, entah salah atau benarnya. Orang tua dari kedua anak ini memanggil mereka, saya merelakan kepergian mereka kepada sang pemilik supaya saya bisa bebas saja.
Saya hanya seorang diri, menepi agak jauh dari keramaian pengunjung Wisata Desa Seribu Batu. Mengaktifkan hape untuk kemudian memberi kabar pada sang pacar. Saya menyadari kalau dari pagi hingga siang, belum satu katapun saya sampaikan kepada pacar saya. Akhirnya saya memberinya kabar melalui pesan WA. Dengan cepat pacar saya membalasnya, responnya agak sedikit ngambekan. Masalahnya dalam tour kami, ia tidak diajak. Tapi dengan ringkas saya pun bisa membujuk dan merayunya dengan membuat ia tertawa. Saya tidak ingin dia bersedih lebih lama akibat kepergian saya.
Kami lalu bertelponan dalam rasa yang dalam. Kangen dan ingin cepat saya balik adalah ungkapan bertubi-tubi dari mulutnya. Saya menjawabnya, "sabar aja sayang, saya pasti balik kok. Kan cuman dua hari aja di Jogja".
Obrolan kami di hape berakhir setelah bang Indra meminta saya untuk membelikannya rokok di warung terdekat yang berada di sekitaran Wisata Desa Seribu Batu.
Sayang, itu dulu ya? Entar kita lanjut lagi obrolannya," gumam saya.
Ok sayang. Hati-hati disana ya? Cepat balik.
Siap bosquee.
Bergerak menuju warung untuk membelikan rokok kepada bang Indra, senyata para pengunjung Wisata Desa Seribu Batu semakin padat memenuhi pintu gerbang masuk. Kebanyakan dari mereka para pengunjung itu memakai kostum, mungkin ingin menunjukan kekompakan mereka terhadap khalayak ramai. Kenyataanya tidak, banyak yang berpisah-pisah dan membuat gerombolannya sendiri. Seperti ada forum di dalam forum.
Ah sudahalah, ngapain mikir mereka. Entar bang Indra lama menunggu lagi.