2. Menerjemahkan Makna, Bukan Kata per Kata
  - Hindari penerjemahan kata-per-kata, karena bisa mengurangi keindahan dan makna asli.
  - Alihkan makna secara idiomatis, misalnya peribahasa atau ungkapan khas.
3. Menjaga Rima dan Irama (Jika Diperlukan)
  - Jika puisi asli menggunakan rima dan irama tertentu, cobalah mempertahankan pola serupa dalam versi terjemahan.
  - Ini bisa sulit, sehingga terkadang kompromi diperlukan antara menjaga rima dan mempertahankan makna.
4. Penggunaan Gaya Bahasa
  - Terjemahkan metafora, simbol, atau majas lain dengan padanan yang memiliki makna serupa dalam bahasa Inggris.
  - Jika tidak ada padanan langsung, jelaskan makna kiasan tersebut dalam catatan penerjemah, terutama untuk karya-karya klasik.
5. Melibatkan Editor atau Pembaca Bilingual
  - Setelah menerjemahkan, mintalah bantuan editor atau pembaca yang fasih dalam kedua bahasa untuk memastikan terjemahan tetap setia dan indah.
Penerjemahan puisi membutuhkan kreativitas dan pengetahuan mendalam tentang kedua bahasa untuk menjaga esensi karya dan keindahan bentuknya.
C. Bait 4 Puisi Cahaya Langit Pagaruyuang Karya Leni Marlina, S.S., M.A Bahasa Indonesia
Bundo Raudha,
kekasih budaya, penjelajah imaji,
melampaui batas yang tak tampak,
mengabdi untuk Ibu pertiwi, sebagai akademisi dan sastrawati,
Bundo Kanduang yang menjaga esensi,
memegang erat identitas dan kepercayaan,
membawa Minangkabau ke puncak yang tak terlihat,
di mana keberagaman adalah jembatan
dan kekuatan berakar dari kebersamaan,
engkau berdiri kokoh,
seperti gunung yang tak gentar menantang badai.
Dalam setiap helai karyamu,
engkau hidupkan enau yang tersembunyi,
memberi petani tak hanya alat,
tapi juga impian yang tumbuh dari tanah.
Mengalirkan napas kehidupan ke seluruh negeri,
cahaya harapan yang pantang surut,
melintasi lembah-lembah sunyi,
menyusup ke dalam hati yang terlupakan,
memberikan sayap pada jiwa-jiwa yang tertunduk.
D. Bait 4 Puisi Cahaya Langit Pagaruyuang Karya Leni Marlina, S.S., M.A Bahasa Inggris
Bundo Raudha,
beloved of culture, explorer of visions,
transcending unseen barriers,
serving Mother Earth as scholar and poet,
Bundo Kanduang, guardian of essence,
steadfastly holding fast to identity and faith,
lifting Minangkabau to heights unseen,
where diversity serves as a bridge,
and strength is rooted in unity,
you stand firm,
like a mountain unyielding to the storms that rage.
In every thread of your work,
you breathe life into the hidden enau,
offering farmers not just tools,
but dreams that rise from the earth.
Breathing life into the land,
a light of hope that never dims,
traversing silent valleys,
penetrating forgotten hearts,
granting wings to weary souls