Mohon tunggu...
Arsyad
Arsyad Mohon Tunggu... Guru - cerpen

Nama Arsyad Dengan satu istri dan dua orang anak,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan di Kebun Sawit

8 Desember 2019   11:41 Diperbarui: 8 Desember 2019   11:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku lembur bu, persiapan UNBK" jawab ku singkat dari balik selimut, "Ibu tahu Bapak, kalau cuma lembur, Bapak tidak akan seperti ini, pasti ada sesuatu yang disembunyikan", istriku semakin penasaran dengan tingkah anehku, ternyata benar kebanyakan orang bilang, perasaan istri memang lebih peka dan tajam.

Hari berikutnya

"Aku hari ini dirumah saja" kataku singkat kepada istriku yang sudah menyiapkan teh hangat dan nasi bungkus daun pisang dimeja makan, dibelinya dari mak Hindun yang setiap pagi berkeliling menjajakan. "Kalau Bapak tidak masuk, siapa yang menggantikan menjadi Proktor UNBK hari ini?" istriku menanggapi ucapanku dengan tenang.

"Bapak kan bisa lewat jalan kampung kalau masih trauma lewat jalan kebun sawit" ucapnya lagi menambahkan, istriku berusaha membuatku kembali bersemangat, berusaha menghilangkan trauma sosok perempuan muka pucat pasi dari balik pohon sawit yang tadi malam kuceritakan panjang lebar.

Sesaat aku diam termenung, ada benarnya juga ucapan istriku, kalau aku tidak kesekolah hari ini siapa yang akan menggantikan menjadi proktor UNBK, bagaimana nasib anak-anak kelas dua belas.

Singkat cerira

"hati-hati di jalan Pa, jangan lupa kabari ibu kalau sudah sampai disekolah!!" istri dan anakku mengantar kedepan pagar besi warna hijaurumah kami. "Iya bu, nanti Bapak kabari, doakan Bapak ya", setelah berpamitan dengan anak dan istriku tidak lupa juga keduanya mencium tangan kananku, setelah ucapan salam motor matic jadulku perlahan meluncur diiringi lambaian tangan kedua orang penyemangat hidup.

Satu jam delapan menit kemudian

"Syukurlah Pak Ardi, kami sudah pasrah seandainya Pak Ardi tidak datang" ucapan lega terucap dari Pak Syamsu yang terlihat tersenyum senang melihat kedatangan ku. "maaf pak, saya terlambat" ujar ku kepada pak Syamsu yang menanggapi keterlambatan ku bukan suatu masalah.

Dua puluh menit UNBK berjalan lancar, walaupun ada beberapa siswa yang bertanya cara login, menghapus hurup yang salah mengganti hurup besar menjadi hurup kecil, menurutku itu bukanlah masalah besar, dan bisa diatasi oleh pengawas di ruangan. "Tidak biasanya Pak Ardi terlambat, biasanya selalu datang pagi" ujar Pak Syamsu membuka pembicaraan.

"Eh, iya Pak, sebenarnya ada niatan untuk tidak masuk, tapi mengingat hari ini UNBK dan saya khawatir dengan anak-anak saya putuskan untuk tetap kesekolah" ungkap ku  menanggapi ucapan Pak Syamsu. "memangnya ada masalah apa Pak Ardi?" tanya Pak Syamsu penasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun