"Bagaimana dengan makhluk besar hitam, bertaring dan mata merah menyala?" aku memberanikan diri bertanya kepada Amang. "Andika bertemu dengan nya juga?" Amang kembali terkejut dan menggelengkan kepalanya. "Masyakat biasa menyebutnya hantu Mariaban, makhluk mengerikan penunggu hutan belantara pemangsa manusia, sejenis siluman jahat" kata Amang menjelaskan "mangsanya dicekik sampai mati, kemudian jasadnya dicabik dengan kuku tajam lalu dimakan sampai tidak bersisa, kecuali tulang belulang" rasa penasaran dan tanyaku satu persatu mulaiterjawab,tangan didasar danau, kain kuning yang diikat dipohon panggang dan makhluk mengerikan serta angkernya Danau Burung, secara detail diceritakan Amang di lampautempatnya beristirahat malam itu.
"Andika aman disini, besok kami akan antar Andika pulang kerumah, kami akan bantu menjelaskan kejadian ini semua kepada keluarga korban, sekarang andika istirahat saja" malam semakin larut, terasa hening, sunyi dan dingin, ditambah suara lolongan  anjing hutan yang saling bersahutan menambah kelam suasana. kejadian mengerikan beberapa waktu tadi masih membayangi dan menghantuiku, kematian tiga teman baikku, tangan didasar danau, makhluk besar hitam dengan mata merah, fikiran ku menerawang tidak jelas. Ini adalah peringatan untuk kita semua agar bijak terhadap alam, menjunjung budaya suatu daerah, dan menghormatinya, aku bersyukur masih bisa selamat, masih diberi kesempatan hidup, melihat anak-anak dan istriku, memberi nafkah mereka dan menjaga mereka.
T A M A T
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H