Mohon tunggu...
abid masruqil
abid masruqil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Nama saya Abid. Di blog ini, saya berbagi cerita dan pengalaman seputar kehidupan sehari-hari, perjalanan, dan hobi saya. Saya percaya bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru, jadi mari kita menjelajahi dunia bersama-sama!"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Overthinking pada Kualitas Tidur, Risiko Kesehatan yang Teraibaikan

2 Oktober 2024   01:56 Diperbarui: 2 Oktober 2024   02:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/sF3dNCvRr

Dampak Overthinking pada Kualitas Tidur: Risiko Kesehatan yang Terabaikan

Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tekanan, banyak orang mengalami masalah tidur yang disebabkan oleh overthinking, atau kebiasaan berpikir berlebihan. Overthinking bisa terjadi ketika seseorang terus memikirkan situasi, masalah, atau kekhawatiran tanpa henti, bahkan saat seharusnya istirahat. Fenomena ini sering kali berdampak langsung pada kualitas tidur, yang pada gilirannya bisa memicu berbagai masalah kesehatan yang sering kali terabaikan.
Artikel ini akan membahas bagaimana overthinking memengaruhi kualitas tidur dan berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan gangguan tidur akibat overthinking.

Apa itu Overthinking dan Mengapa Itu Terjadi?

Overthinking adalah kondisi di mana seseorang tidak bisa berhenti memikirkan suatu hal secara berulang-ulang. Hal ini sering kali dikaitkan dengan kecemasan, kekhawatiran, atau bahkan rasa takut akan hal-hal yang belum terjadi. Overthinking dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk stres pekerjaan, masalah pribadi, tekanan sosial, atau trauma masa lalu. Pikiran yang terus berjalan bahkan di luar kendali membuat seseorang sulit melepaskan diri dan beristirahat, sehingga sering kali menyebabkan gangguan tidur.

Beberapa tanda umum dari overthinking antara lain:

  • Memikirkan masalah yang sama secara terus-menerus tanpa solusi.
  • Kesulitan untuk rileks atau menenangkan pikiran.
  • Mengalami kecemasan berlebih terhadap hal-hal kecil.
  • Terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan atau perasaan bersalah terhadap masa lalu.

Dampak Overthinking menurut Para Ahli

Menurut para ahli, overthinking dapat mempengaruhi kualitas tidur secara signifikan. Hal ini terjadi karena saat seseorang terus berpikir berlebihan, otak tetap aktif, menghalangi tubuh untuk rileks dan memasuki fase tidur yang dalam. Dokter dan terapis kesehatan mental menjelaskan bahwa overthinking meningkatkan produksi hormon kortisol (hormon stres), yang pada gilirannya dapat menyebabkan insomnia dan gangguan tidur lainnya.

Menurut Hope Bastine, seorang terapis dan psikolog dari Inggris, overthinking sering terjadi pada malam hari, karena itulah saat otak memproses peristiwa-peristiwa sepanjang hari. Alih-alih fokus untuk tidur, pikiran terjebak dalam lingkaran kecemasan, sehingga mengganggu kualitas tidur

Ahli lain juga menekankan bahwa overthinking tidak hanya mengganggu tidur, tetapi juga mempengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan, memicu stres kronis, gangguan mental, dan masalah fisik seperti tekanan darah tinggi dan masalah pencernaan.

Dampak Overthinking pada Kualitas Tidur.

Kualitas tidur sangat dipengaruhi oleh ketenangan pikiran. Ketika seseorang berlebihan dalam berpikir, terutama saat akan tidur, otak mereka tetap aktif dan sulit untuk mencapai keadaan rileks yang dibutuhkan untuk tertidur. Berikut adalah beberapa cara overthinking mempengaruhi tidur:                     

  1. Kesulitan Tidur (Insomnia): Insomnia adalah salah satu dampak langsung dari overthinking. Ketika pikiran terus berputar tanpa henti, tubuh tidak bisa memasuki fase tidur yang dalam. Insomnia ini bisa berupa kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun terlalu awal tanpa bisa kembali tidur. Kondisi ini mengurangi durasi tidur yang cukup, yang pada akhirnya merusak kesehatan secara keseluruhan.

  2. Tidur yang Tidak Nyenyak: Orang yang mengalami overthinking mungkin masih bisa tertidur, tetapi kualitas tidurnya sangat buruk. Mereka mungkin terbangun berulang kali di malam hari karena kecemasan atau mimpi buruk, sehingga tidak bisa mendapatkan tidur nyenyak yang diperlukan untuk memulihkan energi.

  3. Gangguan Pola Tidur: Overthinking juga sering kali mengacaukan pola tidur. Orang yang menderita overthinking mungkin merasa terjaga sepanjang malam dan lebih sering tertidur pada waktu yang tidak tepat, seperti siang hari. Gangguan pada siklus tidur ini dapat mempengaruhi ritme sirkadian, yang merupakan jam internal tubuh yang mengatur tidur dan bangun.


Risiko Kesehatan yang Terabaikan.

Tidur yang tidak berkualitas akibat overthinking tidak hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga memicu berbagai masalah kesehatan yang sering kali terabaikan. Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang terkait dengan kurangnya tidur akibat overthinking:

  1. Kesehatan Mental
    Overthinking yang menyebabkan gangguan tidur dapat memperburuk kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Kurangnya tidur yang cukup menyebabkan ketidakseimbangan hormon di otak, seperti peningkatan kadar kortisol (hormon stres) dan penurunan serotonin (hormon kebahagiaan). Akibatnya, suasana hati menjadi tidak stabil, dan penderita cenderung merasa lebih cemas, tertekan, dan mudah tersinggung.

  2. Penurunan Fungsi Kognitif
    Tidur yang berkualitas adalah waktu bagi otak untuk memproses informasi dan memperbaiki diri. Ketika tidur terganggu, kemampuan otak untuk berkonsentrasi, mengingat informasi, dan membuat keputusan juga menurun. Overthinking yang kronis bisa menyebabkan penurunan performa di sekolah, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari karena kelelahan mental dan fisik.

  3. Sistem Kekebalan Tubuh yang Melemah
    Kurang tidur dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Tidur yang cukup membantu tubuh dalam memperbaiki jaringan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ketika overthinking menyebabkan gangguan tidur, tubuh tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk memulihkan diri, sehingga lebih mudah sakit.

  4. Masalah Kardiovaskular
    Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur yang kronis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Overthinking yang berkepanjangan menyebabkan tubuh terus berada dalam kondisi stres, yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Ini pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kardiovaskular jangka panjang.

  5. Masalah Berat Badan
    Kurangnya tidur berkualitas juga terkait dengan peningkatan berat badan dan obesitas. Ketika seseorang kurang tidur, tubuh cenderung menghasilkan lebih banyak hormon ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) dan menurunkan produksi leptin (hormon yang mengatur rasa kenyang). Akibatnya, seseorang mungkin makan lebih banyak dan sulit mengontrol berat badan.

  6. Gangguan Metabolisme
    Tidur yang buruk memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah, yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Orang yang mengalami gangguan tidur akibat overthinking sering kali memiliki kadar insulin yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko penyakit metabolik.


Cara Mengatasi Overthinking untuk Meningkatkan Kualitas Tidur.

Untuk meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko kesehatan, penting untuk mengatasi overthinking. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Latihan Relaksasi
    Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran sebelum tidur. Latihan ini membantu meredakan stres dan memungkinkan tubuh serta pikiran untuk rileks.

  2. Batasi Waktu Layar
    Menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur, seperti ponsel atau komputer, dapat merangsang otak dan membuat sulit untuk rileks. Disarankan untuk membatasi waktu layar setidaknya satu jam sebelum tidur dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih menenangkan seperti membaca atau mendengarkan musik lembut.

  3. Ciptakan Rutinitas Tidur yang Konsisten
    Menjaga pola tidur yang konsisten dapat membantu tubuh mengatur ritme sirkadian. Cobalah tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Ini membantu tubuh memahami kapan harus beristirahat.

  4. Tulis Pikiran Sebelum Tidur
    Jika overthinking terjadi karena kekhawatiran yang tak henti, coba tuliskan pikiran dan perasaan Anda di jurnal sebelum tidur. Ini dapat membantu Anda melepaskan pikiran yang mengganggu dan membuat Anda merasa lebih ringan secara emosional.

  5. Cari Bantuan Profesional
    Jika overthinking dan gangguan tidur terus berlanjut, penting untuk mencari bantuan dari profesional, seperti psikolog atau terapis. Terapi kognitif perilaku (CBT) sering kali efektif dalam mengatasi kecemasan dan overthinking, serta membantu meningkatkan kualitas tidur.

Kesimpulan.

Overthinking adalah kebiasaan yang tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga dapat berdampak serius pada kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan. Gangguan tidur yang disebabkan oleh overthinking dapat memicu berbagai risiko kesehatan, mulai dari masalah mental hingga fisik. Mengambil langkah untuk mengatasi overthinking dan meningkatkan kualitas tidur adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun