Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Hanya Ingin Mati dalam Perayaan

29 Maret 2019   06:19 Diperbarui: 29 Maret 2019   06:37 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Tadi maghrib aku berniat meminta air panas ke kostanmu, tapi aku malah melihatmu tergeletak, aku kira kau tidur, ketika ku bangunkan tak bangun bangun. Segera saja aku  bawa kesini tanpa pikir panjang. "

" Lalu untuk biayanya gimana im ? tabunganku hanya sedikit."

"Sudah sudah tak usah kamu pkirkan itu dulu, aku sudah upayakan dengan teman teman sesama kostan untuk patungan. Sudah kau istirahat saja dulu."

Malam ini badanku begitu terasa lemas, sakit yang kuderita ternyata begitu parah, sakit jantungku rupanya kambuh. Aku di vonis penyakit jantung semenjak aku masih senang dengan dunia malam dan mabuk mabukan, hampir setiap malam minggu aku pergi ke bar, sebuah kehidupan kelam yang pernah kujalani. Aku sempat menjalani perawatan intensif selama 1 tahun kala itu.

" Sus aku boleh minta pena dan selembar kertas " tiba tiba aku teringat mantan istriku dan anakku.

Rasaku seakan sudah tak menentu, badanku semakin lemas, jantungku semakin kencang berdebar, kepalaku begitu sakit seperti di tindih batu besar. Malam ini aku hanya takut jika aku pergi untuk selamanya tak sempat aku berpesan kepada anakku dan mantan istriku.

Setelah selesai ku tulis, aku meminta suster untuk memanggilkan imron.

" Im aku nitip surat ini, berikan ini kepada anakku dan mantan istriku "

" Ngomong apa kamu, sudahlah kamu rehat  saja,"  Imron kiranya khawatir dengan surat yang kutitipkan.

" Tidak im, aku minta tolong sampaikan ini " seiring surat itu kuberikan pada imron, tiba tiba seluruh tubuhku semakin dingin, seolah kematian segera menyergapku, semua pandanganku mengabur.

" suster.sus sus ini teman saya pingsan lagi ".dalam sakaratul imron memanggil. Dokter dan suster dengan segala upayanya membantuku agar tetap sadar. Namun tubuhku sudah menolaknya, aku hanya ingin mati dalam sebuah perayaan, perayaan mengucap kalimat tauhid dan syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun