Untukmu, Cahayaku
Yang hadir dengan sejuta bunga di kelontangnya asa
Menawarkan harumnya kelopak melati
Meranum di setiap jengkal langkah yang akan dititi
Jengkal-jengkal yang titiknya masih terselimuti samar yang bias
Samar namun penuh kesan terdalam
Hingga abu-abupun menjadi malu untuk menampakkan dirinya
Untukmu, Cahayaku
Yang hadir dengan segala perbedaan yang lekat pada kita
Menyumbat setiap syair-syair yang terdendangkan
Sesekali ego diri dan angkuh berkuasa atas kita
Pada ruang waktu yang kita sebut merindu
Pada pendar dimensi yang kita namai berhasrat
Untukmu, Cahayaku
Cahaya yang kita sulam di setiap peredaran waktu yang nanar
Cahaya yang selalu menyeruak di setiap putaran yang kita tasbihkan
Menelisik, zig-zag menutup segala harum yang terpahat
Dan reliefnya begitu jujur bercerita tentang semua kisah
Berkeinginan memiliki namun tiada daya
Tak mau berpisah tetapi ada penghalang
Untukmu, Cahayaku
Yang tak pernah urung menuangkan ruar pendaranya
Di setiap lempengan-lempengan harapan
Juga pada helai lontar waktu
Yang kenangannya kerap datang dan pergi tanpa jejak
Bahkan sesekali menimati kesepian
Menyeret ke-putus asa-an mendambamu
Untukmu, Cahayaku
Terlalunya cinta ini padamu
Sepasti datangnya malam mengganti siang
*Kolaborasi bersama Aya Novi Octora
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H