Halo Kompasianer! Â Â Â Â Â Â
Kembali lagi dengan penulis yang akan memberikan artikel yang dapat menambah informasi anda mengenai Biologi. Â Â Â Â Â
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai penyakit yang bernama Eritroblastolis Fetalis. Mungkin banyak dari anda pernah dengar tentang penyakit ini. Dan banyak yang bilang bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan. Â Â Â Â Â Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis akan mencoba memecahkan misteri dibalik penyakit ini.
Pertama-tama, mari kita kenali penyakit ini dahulu. Seperti kata Ibu Guru saya "Sebuah nama pasti memiliki sebuah arti" Eritroblastosis Fetalis adalah gabungan dari kata 'eritrosit' berarti sel darah merah, dan 'fetus' yang berarti janin. Â
Eritroblastosis Fetalis merupakan kelainan darah berupa hemolisis(pecahnya sel darah merah ) pada janin bayi yang baru lahir karena perbedaan golongan darah Rhesus. Rhesus sendiri adalah protein berupa antigen (benda asing bagi tubuh) yang menempel di permukaan darah.
Rhesus sendiri dibagi menjadi dua :
a.Rhesus Positif
Rhesus yang memiliki antigen utama, yaitu Rhesus D.Â
b.Rhesus Negatif
Rhesus yang tidak memiliki Rhesus D Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Calon Ibu yang ber Rhesus Positif menikah dengan Ayah yang memiliki Rhesus Negatif, maka tidak akan berefek pada sang anak. Yang menjadi masalah adalah jika Ibu berRhesus Negatif dan Ayah Positif, kemungkinan besar akan menghasilkan anak ber-Rhesus Positif karena faktor genetik Ibu lebih kuat. Â Artinya, anak tersebut memiliki Rhesus D. Sementara Ibu yang tidak memiliki Rhesus D menganggap anaknya sebagai "benda asing" yang harus dilawan. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Secara alamiah, tubuh si Ibu akan meransang eritrosit membentuk antibodi yang melawan antigen. Ibarat perang, tubuh si Ibu akan mempersiapkan pasukan untuk membasmi musuh. Inilah yang akan menimbulkan masalah pada janin. Â Â Â
Kasus Eritroblastosis Fetalis ini pada umumnya terjadi pada kehamilan anak kedua.Kenapa? Karena darah janin belum banyak yang masuk kedalam sirkulasi darah Ibu, maka Tubuh Ibu akan membentuk sedikit antibodi atau bahkan tidak.Â
Baru saat persalinan, saat plasenta lepas,pembuluh darah yang menggabungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah pada bayi dapat masuk ke sirkulasi darah Ibu dalam jumlah yang lebih besar. Nah, pada saat Ibu hamil anak kedua, mulai membahayakan Bayi       Â
Darah dari anak pertama sudah mulai teridentifikasi atau dikenal, nah pada anak kedua, dimulailah serangan-serangan ke Antigen. Dengan peperangan ini, sel darah merah si Janin akan mengalami Hemolisis (pecahnya eritrosit) secara hebat. Kenapa ya, si janin tidak bisa melawan? Ya karena Janin sedang dalam proses pertumbuhan sehingga kalah dengan orang dewasa. Maka dari itu jangan berani melawan orangtua hahahahaha    Â
Oke, kembali ke topik. Dengan kurangnya sel darah merah akibat kekalahan, si janin memberikan respon dengan melepaskan sel darah merah yang masih muda atau nama lainnya eritroblas. Inilah yang dinamakan Eritroblastosis Fetalis. Â Â Â Â Â Â Â
Nah, kira-kira apa ya dampak dari Eritroblastosis Fetalis ini?
PENUMPUKAN BILIRUBIN Â Â Â Â Â Â
Dengan rusaknya sel darah merah, maka akan diproduksi kembali darah itu. Organ penting yang menjadi "pabriknya" adalah Limpa dan hati. Seperti sebuah industri, dalam proses produksi, pasti ada limbahnya. Nah dalam proses produksi darah ini, limbahnya adalah Bilirubin. Bilirubin bekerja sebagai antioksidan seluler.Â
Tingkat normal bilirubin langsung atau terkonjugasi dalam darah adalah 0-0,3 mg/dL (miligram per desiliter). Sedangkan kadar bilirubin total harus antara 0,3 hingga 1,9 mg/dL.Peningkatan level bilirubin dalam urin juga merupakan indikasi masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis segera.
Gejala dari penumpukan Bilirubin pada bayi yang baru lahir adalah kulit kekuningan atau Jaundice.
Siklus sel darah merah pada bayi lebih pendek daripada orang dewasa. Ini berarti lebih banyak bilirubin yang dilepaskan melalui organ hati bayi anda. Kadang-kadang hati bayi belum cukup matang untuk mengatasi jumlah birubin yang berlebih.
Jaundice terjadi ketika organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat. Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian berkumpul pada kulit bagian putih bola mata.Kejadian ini umum terjadi pada bayi dengan keadaan berikut:
* Bayi yang lahir prematur
* Bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya
* Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan lainnya
.* Bayi yang kekurangan cairan.
Cara mencegah nya ada beberapa
A.Transfusi Tukar
Tujuan dari transfusi tukar adalah untuk mengurangi kadar bilirubin, memperbaiki kurangnya darah, mengganti eritrosit yang telah diselimuti oleh antibodi
Yang perlu diperhatikan dalam transfusi tukar :
a. Â berikan darah donor yang masa simpannya 3 hari untuk menghindari kelebihan kalium
b. Â pilih darah yang sama golongan ABO nya dengan darah bayi dan Rhesus negatif (D-)
c. Â dapat diberikan darah golongan O Rh negatif dalam bentuk Packed red cells
d. Â bila keadaan sangat mendesak, sedangkan persediaan darah Rh.negatif tidak tersedia maka untuk sementara dapat diberikan darah yang inkompatibel (Rh positif) untuk transfusi tukar pertama, kemudian transfusi tukar diulangi kembali dengan memberikan darah donor Rh negatif yang kompatibel.
e. Â pada anemia berat sebaiknya diberikan packed red cells
f. Â Â darah yang dibutuhkan untuk transfusi tukar adalah 170 ml/kgBBbayi dengan lama pemberian transfusi 90 menitg. Â lakukan pemeriksaan reaksi silang antara darah donor dengan darah bayi, bila tidak memungkinkan untuk transfusi tukar pertama kali dapat digunakan darah ibunya, namun untuk transfusi tukar berikutnya harus menggunakan darah bayi.h. Â sebelum ditransfusikan, hangatkan darah tersebut pada suhu 37Ci. Â Â pertama-tama ambil darah bayi 50 ml, sebagai gantinya masukan darah donor sebanyak 50 ml. Lakukan sengan cara diatas hingga semua darah donor ditransfusikan.. .Â
B.TRANSFUSI INTRA UTERIN
Sel eritrosit donor ditransfusikan ke peritoneal cavity (rongga) janin yang nantinya akan diabsorbsi dan masuk kedalam sirkulasi darah janin (intraperitoneal transfusion). Bila paru janin masih belum matur, transfusi intrauterin adalah pilihan yang terbaik. Darah bayi Rhesus  negatif tak akan mengganggu antigen D dan karena itu tak akan merangsang sistem imun ibu memproduksi antibodi.
 Tiap antibodi yang sudah ada pada darah ibu tak dapat mengganggu darah bayi. Namun harus menjadi perhatian bahwa risiko transfusi intrauterin sangat besar sehingga mortalitas sangat tinggi.Â
Untuk itu para ahli lebih memilih intravasal transfusi, yaitu dengan melakukan cordocentesis (pungsi tali pusat perkutan). Transfusi dilakukan beberapa kali pada kehamilan minggu ke 26--34 dengan menggunakan golongan darah O Rh negatif sebanyak 50--100 ml. Induksi partus dilakukan pada minggu ke 32 dan kemudian bayi dibantu dengan transfusi tukar 1x setelah partus. Induksi pada kehamilan 32 minggu dapat menurunkan angka kematian sebanyak 60%
C.TRANSFUSI ALBUMIN
Albumin adalah bagian yang memiliki peranan penting dalam plasma darah. Manfaat albumin sendiri sangat besar dalam mengikat sel-sel dalam darah untuk tetap dalam anomali yang normal. Terdapat gen bersifat larut dan mengikat dalam albumin yang berfungsi menjaga darah dalam komposisi yang normal. Albuminlah yang mengikat seluruh bagian sel dengan air sehingga membentuk cairan darah sebagaimana yang Anda kenal sekarang. Albumin mengikat darah dan ketika jumlahnya tidak sesuai kebutuhan.
D.FOTO TERAPI (TERAPI DENGAN MENGGUNAKAN SINAR MATAHARI)
Foto terapi dengan bantuan lampu blue violet dapat menurunkan kadar bilirubin. Fototerapi sifatnya hanya membantu dan tidak dapat digunakan sebagai terapi tunggal.
Tetapi tahukah kalian bahwa dampak dari Eritroblastosis Fetalislainnya adalah Anemia Hemolitik. Penyakit ini merupakan penyakit dimana penghancuran sel darah merah lebih cepat dari pada proses produksinya. Artinya jumlah sel darah merah yang mati lebih cepat dari yang diproduksi. Nah apa saja sih penyebabnya ?
1.Gangguan sistem Imun
2.Faktor genetik dengan sel darah merah dengan bentuk abnormal
3.Pembekuan darah
4.Transfusi darah yang tidak cepat    Â
Tindakan yang harus dilakukan untuk mengantisipasi ini adalah dengan imunisasi pasif pada Ibu yaitu suntikan anti-D (Rho) immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam Suntikan anti Rhesus (D) yang diberikan pada saat persalinan bukan sebagai vaksin dan tak membuat wanita kebal terhadap penyakit Rhesus. Suntikan ini untuk membentuk antibodi bebas, sehingga ibu akan bersih dari antibodi pada kehamilan berikutnya.
Kegagalan pemberian anti D terjadi bila :
 1. tidak diberikan suntikan RhIg pada ibu Rh negatif (D-) yang telah melahirkan bayi Rh positif
2. Â tidak diberikan suntikan Immunoglobulin anti-D setelah abortus atau setelah pemeriksaan amniocentesis
3. Â pemberian dosis RhIg tidak mencukupi (karena feto maternal macrotransfusion jarang terjadi)
4. sudah terlanjur terjadi sensitisasi oleh sel darah merah janin     Â
 Nah teman-teman, kira-kira begitulah. Jadi, intinya adalah penyakit Eritroblastosis Fetalis ini dapat disembuhkan, namun memerlukan proses yang lama, berisiko dan juga mahal. Bagi kalian yang lahir dengan sehat, anda patut bersyukur. Dan bagi orangtua agar lebih berhati-hati agar buah hati anda dapat lahir dengan sehat.
Oke teman-teman kira-kira sampai disini dulu. Mohon maaf bila ada salah penulisan dan lain-lain. Sampai Jumpa di artikel berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H