Ketiga, Kenangan Jokowi hadir dari kemenangan rakyat dengan berduyun-duyun sedangkan Gibran lahir dari Jokowi untuk rakyat sebagai paslon yang disediakan Presiden Jokowi dan tim. Alasan memilih Gibran adalah kapasitas dan kapabilitas, bukan uang.
Apabila kita mendukung Gibran bukan karena kapasitas dan kapabiltas barangkali karena bantuan pandemi uang lebih penting selama pandemi covid19 adalah sembako. Maka, Kita sama dengan menjebak Gibran dalam kegagalan. Wong, transasksi politik dari itikad kurang baik yakni money politic atau sembako politic.
Jangan sampai kegagalan Gibran adalah rapot merah bagi politik dinasti generasi pertama Jokowi di Indonesia. Politik dinasti yang begitu mengakar di Indonesia telah menjadi benalu. Ketika mereka menguasai roda pemerintahan, anggaran daerah mengalir kepada kroni-kroninya.Â
Berdasarkan analisis Adi Prayitno, dosen politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah, menambahkan, seringkali menyoal dinasti politik selalu ada tudingan keberpihakan. Akibat sistem demokrasi belum ajeg dan absennya etika politik, dinasti politik melahirkan kecenderungan pada perilaku korup.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H