Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Titik Sejarah Polri di Intervensi Politisi

16 Agustus 2020   13:54 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:32 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quotes dari Abdurroahman Wahid (nuonline.o.id/istimewa)

Sidang istimewa dipercepat untuk menghambat pergejolakan Polri terhadap Gus Dur dan keluarganya. Mereka yang tidak ada sokongan bantuan dari Kiyai dibelakangnya. Nasib Gus Dur akan berbahaya bila Beliau menjabat presiden sesuai kehendak tanpa paham regulasi dan aturan perundang-undangan. Akhirnya hal tidak terduga muncul dari Gus Dur.

Maklumat Pembubaran DPR dan MPR oleh Presiden Abdurahman Wahid

Maklumat presiden pada jam 1 malam tanggal 23 juli tahun 2001 untuk membubarkan MPR dan DPR.  Meskipun demikian DPR dan MPR tidak bisa dibubarkan seperti zaman Soekarno yang diganti dengan DPR Sementara dan MPR Sementara. 

Gus Dur tidak menghadiri lahirnya TAP MPR yang dipimpin Amien Rais untuk memberhentikan Gus Dur. Tuduhan pembangkangan MPR dan DPR terjadi lagi. Dalam hasil tersebut Megawati menjadi Presiden dan Hamza Haz menjadi wakil presiden dari NU tepatnya dari partai politik, PPP.

Kapolri mencatat betul siapa yang membangkang sehingga ada sidang internal polri. Gus Dur lengser bersamaan sejumlah pengkhianat polri. Kepres wakapolri tak sah sesuai hasil judicial review (JR) Mahkama Agung.

Megawati mencabut semua keputusan presiden yang kontroversial dan kontra-produktif. Dengan demikian apa-apa yang ditulis hilang dan mereka yang melakukan tindakan sewenang-wenang menerima akibatnya meskipun seorang Gus Dur. SBY pun kembali menjabat kembali menjadi Menkopolhukam pada 10 agustus 2001.

Dengan demikian, Megawati menjadi Presiden sedangkan Presiden Gus Dur turun dari jabatan karena perilaku sendiri yang tidak diterima mayoritas kepemimpinan nasional. 

Legitimasi dan Gusdur tidak terasa meskipun beliau membawa nilai-nilai keberagaman dan faktanya egoisme dalam intervensi yang tidak berdasarkan regulasi. Tak heran Hamza Haz menjadi wakil presiden dari NU dari partai politik, PPP tidak mendukung perilaku Gus Dur.

***

Referensi 

Lazuardi Adi Sage. 2003. Polisi Politik dan Kontroversi. Jakarta : Citra

Catatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun