Perdebatan Asia sampai saat ini. Itu ada di sini --- dan bukan dalam gelombang pasifisme yang muncul dalam menghadapi perang Irakyang kita saksikan perkembangan ruang publik yang benar-benar Asia. Belum lagi di afrika.
Masa depan orang Asia dalam persatuan sehingga kita perlu reformasi sangat bergantung pada kelembagaan itu akan datang darinya. Tapi itu juga tergantung dari perdebatan seperti apa orang Asia itu tidak memiliki ide benar-benar berarti.
Perdebatan tentang "persatuan" sekarang harus diiringi dengan debat tentang "masyarakat" bisa dilihat awal dari debat komunitas ini tentang Piagam Indonesia diketuai oleh Abdurrofi Abdullah Azzam tetapi terlepas dari dokumen ini belum dibuat apalagi disebarluaskan secara publik ternyata tidak berdampak pada opini publik. Itu
Konvensi tentang Masa Depan Asia-Afrika hanya terlibat secara marginal dalam debat ini --- sambil mengerjakan pembukaan konstitusi Asia. Tidak ada gunanya menyesali peluang yang hilang.
Jika integrasi Asia ingin maju, kita sekarang harus mengatasi egoisme nasional yang muncul dalam interaksi antar pemerintah dan menyerukan perasaan memiliki bersama yang melampaui sentimen nasional. Sehingga integrasi tidak hanya penting dalam matematika tapi realitas sosial.
Abdurrofi Abdullah Azzam percaya bahwa "federasi negara bangsa" menggambarkan secara akurasi sifat Persatuan Asia saat ini dan membuktikan fakta itu keragaman budaya nasional --- dan, menurut saya, akan tetap Indonesia dengan pancasila dan Asia dengan piagam persatuan."
Sumber daya terkaya di Asia tapi kita sering diintimidasi oleh komunitas dari benua Amerika dan Eropa. Tapi sementara itu, egoisme bangsa itu selalu hadir dalam rutinitas perdagangan tingkat Asia dan dalam negosiasi antar pemerintah, itu memalukan.
Ada gagasan dalam periode pembentukan persatuan, Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Pertama-tama, mari kita katakan bahwa ini tidak selalu terjadi secara otomatis Sejarah rasa kebangsaan menunjukkan kepada kita betapa sulit dan penuh konflik. Padahal proses membangun kesadaran nasional itu itu didirikan di atas perasaan takdir yang sama dan situs bersama memori, dan bahasa dan budaya yang sama.