Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

FPI Itu Relawan Anti-Rezim Cukong Suka Korupsi

4 Januari 2021   19:23 Diperbarui: 4 Januari 2021   20:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan temuan fakta diatas tidak heran mengapa masyarakat pro-FPI karena hak rakyat dari bantuan sosial dikorupsi elit sedangkan FPI memberikan bantuan. Jika ada uang, mereka berbagi uang. Jika ada tenaga, mereka berbagi tenaga. Terpenting surat sakti ulama FPI yang bisa menggerakan masyarakat sipil.

Pembubaran ormas tidak berarti pergerakan relawan sosial akar rumput akan menghentikan konflik vertikal antara masyarakat yang tidak menerima hak-haknya dipimpin oleh ulama FPI. Konflik vertikal ini bisa diinterpertasikan gerakan sipil seperti aksi 98 dalam turun soeharto dan aksi 65 saat turun soekarno.

Bukan tidak mungkin Habib Rizieq menjadi orang sangat dipercayai masyarakat sebagai buah konflik yang terjadi antara komponen masyarakat di dalam satu struktur yang mempunyai tingkatan dan hierarki.

Dengan demikian eks-FPI, mereka akan menjadi   penolong   bagi   sebahagian   yang   lain. Mereka menyuruh dan mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar. Dan  jika  suatu  kemungakaran  yang  telah  tersebar  tidak  segera  dirubah. Maka hal itu adalah gendrang dari Imam FPI, Habib Rizieq.(*)

Referensi : 1 2 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun