Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

FPI Itu Relawan Anti-Rezim Cukong Suka Korupsi

4 Januari 2021   19:23 Diperbarui: 4 Januari 2021   20:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : arianceh.com

FPI dibubarkan Polisi tidak memiliki kedudukan hukum sebagai organisasi masa.  Fakta menarik selama dana bansos dan kebutuhan masyarakat dikorupsi pemerintah. Selama itu, Ulama FPI memberikan uluran bantuan bagi masyarakat kecil yang kelaparan sehingga muncul sistem kerelawanan anti rezim cukong suka korupsi.

Kredo demokrasi dari cukong, oleh cukong, untuk cukong, tampaknya tak mampu segera di revisi .Di sisi lain, dia menyatakan seandainya FPI dibubarkan oleh pemerintahan, anggota eks-FPI tersebut yakin ormas itu hanya kendaraan dan amar maruf nahi mungkar tidak akan sampai dibubarkan karena tertera di kitab Al-Quran. 

Kamu  adalah  umat  yang  terbaik  yang  dilahirkan  untuk  manusia, menyuruh  kepada  yang  makruf,  dan  mencegah  dari  yang  mungkar,  dan beriman  kepada  Allah  SWT.  Sekiranya  Ahli  Kitab  beriman,  tentulah  itu  lebih   baik  bagi  mereka;  di  antara  mereka  ada  yang  beriman,  dan  kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Hasil interview tim jurnalis. kepada masyarakat petamburan mengungkapkan para orangtua lebih rela anaknya masuk FPI dibandingkan kemungkaran seperti seks bebas, narkoba dan minuman keras. Ulama FPI meregenerasi semua generasi Indonesia agar terhindar dari kemungkaran seperti seks bebas, narkoba dan minuman keras. 

Dari jaman ke jaman organisasi masyarakat atau ormas memiliki sistem kerelawanan mengambil peran sosial. Nah, Entah mengapa masyarakat lebih simpati kepada FPI dibandingkan jokowi. Massa FPI tinggal menunggu instruksi Habib Rizieq Shihab sehingga mereka tidak bisa diintervensi oleh polisi. Pembubaran FPI percuma karena mereka telah membuat jaringan komunikasi baik dengan masyarakat.

Thamrin Amal Tomagola, Sosilog dari Universitas Indonesia menyebutkan FPI hadir karena dua ormas besar (NU dan Muhammdiyah) sudah jauh dari rakyat. Mereka sudah menjadi elit-elit politik dan memiliki kepentingan politik sedangkan FPI memiliki hubungan dekat dengan rakyat.

Pada tahun 2012 terdapat anak mau masuk ke sebuah sekolah kemudian tidak bisa masuk. Kemudian, orangtua mendatangi ormas FPI, kemudian mereka minta tolong. Lalu, FPI membuat surat untuk ke sekolah tersebut sehingga anaknya bisa masuk sekolah. Terlepas dari surat itu menakutkan bagi sekolahnya tapi surat itu banyak menolong rakyat Indonesia.

Selain itu, pada tahun 2015 seorang warga kendari sakit mau berobat dan tidak mempunyai uang. Mereka datang ke ormas FPI, kadang-kadang FPI memberi uang dan kadang-kadang memberi surat. Kemudian, surat tersebut dibawa ke dokter sehingga anak tersebut diperiksa dokter. Cerita masyarakat kecil mendapatkan pertoloangan FPI banyak sekali.

Banyak pintu ulama-ulama FPI dari keturunan Arab terbuka untuk warga sehingga semua orang dari berbagai latar belakang bisa minta tolong. Mereka melakukan pendekatan diskusi membantu masyarakat. Nah, Ulama dari NU dan Muhammadiyah sudah terlalu elitis sehingga warga sungkan minta bantuan.

Masyarakat kelas menengah jarang sekali terlibat kerelawanan sosial sedaangkan FPI terjun langsung bahkan saat tsunami Aceh mereka menjadi relawan sosial. Masyarakat kelas menengah atas cenderung berpikir tentang cuan tapi FPI menolong masyarakat kecil.

Berdasarkan temuan fakta diatas tidak heran mengapa masyarakat pro-FPI karena hak rakyat dari bantuan sosial dikorupsi elit sedangkan FPI memberikan bantuan. Jika ada uang, mereka berbagi uang. Jika ada tenaga, mereka berbagi tenaga. Terpenting surat sakti ulama FPI yang bisa menggerakan masyarakat sipil.

Pembubaran ormas tidak berarti pergerakan relawan sosial akar rumput akan menghentikan konflik vertikal antara masyarakat yang tidak menerima hak-haknya dipimpin oleh ulama FPI. Konflik vertikal ini bisa diinterpertasikan gerakan sipil seperti aksi 98 dalam turun soeharto dan aksi 65 saat turun soekarno.

Bukan tidak mungkin Habib Rizieq menjadi orang sangat dipercayai masyarakat sebagai buah konflik yang terjadi antara komponen masyarakat di dalam satu struktur yang mempunyai tingkatan dan hierarki.

Dengan demikian eks-FPI, mereka akan menjadi   penolong   bagi   sebahagian   yang   lain. Mereka menyuruh dan mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar. Dan  jika  suatu  kemungakaran  yang  telah  tersebar  tidak  segera  dirubah. Maka hal itu adalah gendrang dari Imam FPI, Habib Rizieq.(*)

Referensi : 1 2 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun