Zainudin terus berusaha untuk meyakinkan ibunya Nadia bernama Siti dan tetap berhubungan dengan Nadia.
Zainudin memperlihatkan ketulusan hatinya dan mengajak Nadia untuk berbicara secara terbuka tentang perasaannya ketika lebaran.
Dalam pembicaraan tersebut, Nadia merasa tersentuh dengan sifat-sifat Zainudin yang jujur, berani, dan memiliki semangat untuk memperjuangkan kebenaran perasaannya.
Zainudin juga memiliki harga diri tinggi dan tidak akan mengambil sisa-sisa makanan yang ditinggalkan orang lain, apalagi menjalin hubungan dengan seorang janda.
Zainudin dan Nadia mulai menjalin hubungan yang serius termasuk sikap skeptis masyarakat terhadap hubungan mereka yang berbeda status.
Akhirnya, beban Siti berkurang sejak Nadia dinikahi Zainudin dan ketika Nadia menikah dengan Zainudin, beban Siti itu bisa dikatakan berkurang karena Nadia menemukan pasangan hidup yang baik dan bisa membantunya tanpa Zainudin menikahi Siti.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat mengambil pelajaran dari pepatah ini untuk selalu menjaga diri dan nilai-nilai moral yang baik, serta menghormati orang lain, terlepas dari latar belakang atau status sosial mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI