Dalam konteks ini, negara yang bersikap netral dianggap tidak memihak atau mendukung satu pihak atau negara dalam konflik, dan tidak terlibat dalam tindakan agresi atau peperangan.
Netralitas merupakan konsep penting dalam hubungan internasional, karena membantu menjaga perdamaian dan stabilitas.
Oleh karena itu, ASEAN harus mengambil sikap yang netral dan menjaga hubungan yang baik dengan semua pihak, sambil tetap memperjuangkan kepentingan dan kedaulatan negara-negara anggotanya.
Kedua, tantangan perdagangan internasional yang semakin kompleks.
ASEAN harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan bisnis, serta mendorong kolaborasi dan kerja sama antar negara anggota dalam mengembangkan sumber daya manusia dan infrastruktur.
Konsep lingkungan yang kondusif bagi investasi dan bisnis adalah suatu kondisi di mana lingkungan di dalam suatu negara atau kawasan dapat mendukung dan memfasilitasi pertumbuhan bisnis serta menarik investasi dari luar.
Hal ini dapat dicapai melalui berbagai upaya, seperti stabilitas politik, kebijakan ekonomi yang jelas dan konsisten, infrastruktur yang memadai, serta regulasi yang terbuka dan transparan.
Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan bisnis, ASEAN dapat menarik lebih banyak investasi asing dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Ketiga, tantangan ekonomi seperti persaingan teknologi dan kebutuhan transformasi digital.
Kebutuhan transformasi digital juga menjadi tantangan utama bagi ASEAN. Negara-negara anggota harus mampu mengadopsi teknologi baru dan memperbarui infrastruktur digital mereka agar sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Keempat, tantangan meningkatkan kerja sama ekonomi regional dengan mata uang ASEAN dengan mendirikan Bank Sentral untuk ASEAN.