Mohon tunggu...
Abdurrofi Abdullah Azzam
Abdurrofi Abdullah Azzam Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, dan Berbudaya Asia Afrika
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia menjadi negara adidaya di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary Perjalanan Pandangan Manusia Mengenai Tuhan Tanpa Gender di Bumi

11 Maret 2023   11:06 Diperbarui: 11 Maret 2023   11:32 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan tanpa gender tidak dianggap memiliki keturunan atau tidak reproduksi, Kita harus memahami bahwa Islam tidak mengenal diskriminasi gender menyembah Tuhan Bapak, Tuhan Ibu, dan Tuhan anak.

Pandangan ini tercermin dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa "tidak ada yang sebanding dengan-Nya" (QS. Asy-Syura: 11) dan "Dia tidak beranak dan tidak diperanakan" (QS. Al-Ikhlas: 3)

Tuhan tidak dianggap sebagai entitas yang memiliki sifat reproduksi seperti manusia atau makhluk hidup lainnya memiliki fungsi berkembang biak.

Hal ini sangat penting, terutama mengingat sejarah panjang diskriminasi terhadap wanita yang masih terjadi di banyak negara di seluruh dunia karena Tuhan adalah laki-laki yang maskulin.

Diskriminasi gender tidak hanya melanggar hak-hak manusia, tetapi juga bertentangan dengan keyakinan Islam yang menekankan kesetaraan dan keadilan untuk semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin atau status sosial seperti laki-laki dan perempuan.

Dalam agama Islam, Allah menegaskan bahwa semua manusia dilahirkan sama dan memiliki hak yang sama sesuai dalam Al-Quran, Tuhan menyatakan bahwa:

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13).

Ayat ini menekankan bahwa nilai sejati seseorang bukanlah berdasarkan gender, tetapi berdasarkan ketakwaan kepada Allah sebagai Tuhan tanpa gender.

Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus memastikan bahwa praktek-praktek dan nilai-nilai kita sejalan dengan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan yang dipegang oleh agama Islam.

Kita harus menghormati hak-hak dan martabat semua manusia, terlepas dari jenis kelamin atau status sosial mereka.

Dalam hal ini, kita harus mengikuti contoh Nabi Muhammad SAW, yang selalu memperlakukan semua orang dengan adil dan merata, tanpa memandang jenis kelamin atau latar belakang sosial mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun