yang begitu keramat dan sakral apabila dia mau
berikhtiar menyiasti hatinya agar kondusif dan
paralel dengan kualitas ruhani sang Nabi. Saya
jadi teringat sebuah hadits yang berbunyi:
"Ash-shalaatu mi'raajul mu'miniin." Sembahyang
itu adalah mi'rajnya, naiknya rohani, orang beriman.
Yang menarik adalah cerita akhirnya. Pertemuan
itu tidak terjadi di 'atas' sana. Tapi di tempat
sang hamba. Tuhan bertajalli, menampakkan diri
pada sebuah katalis, sehingga si hamba bisa merasakan
hadir-Nya yang amat nyata. Cinta yang memancar-mancar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!