seperti swara menyela antara derai hujan
riwayat demi riwayat timbul tenggelam
jalan sepi yang mengusut percakapan
memijarkan kegundahan-kegundahan,
tapi kita lahir dari mana saja
tidak mesti dari kegelisahan yang sama
seperti perindu, bisa diilhami apa saja
namun lagunya yang itu-itu juga,
sementara ibu bermunajat sepanjang malam
mencoba meretas kantuk ayunan
menyerbukkan fajar kesadaran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!