Atau juga, kita sering mengeluhkan kondisi kerja dan pendapatan
yang dihasilkannya, yang sejak berpuluh tahun tak kunjung
menjadi mapan dan membawa kecukupan. Sehingga kita
mengabaikan konpensasi yang telah kita nikmati selama ini:
anak-anak yang sehat, tahu adab, menyerikan kesejukan cinta
ke hati dan rumah tangga. Kita menyangka bahwa kebahagian
itu adalah terkabulnya segala keinginan secara keseluruhan.
Sehingga melupakan ukuran dan keseimbangan. Kita sering alpa
bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasangan, yang
satu sama lain adalah merupakan tolak ukur untuk menguji
kedalaman nikmat kebahagian.