Bocah-bocah yang bermain di sabana rerumputan
Merentangkan tangan
Menyambut kerabat hati yang tlah lama hilang,
Mata mereka berkaca bagai telaga purnama
mensyukuri akhir penantian yang tak sia-sia
Sementara sang Angin terus beredar
di antara lambaian daun-daun kelapa
merendah di atas kebun-kebun semangka
meniriskan peluh petani dari kening mereka
memastikan senyum
bagi semua perempuan yang begitu menyayanginya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!