Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Memoar Tak Bernama

4 November 2024   20:15 Diperbarui: 4 November 2024   21:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Kutuliskan semua ini pada suatu sudut planet terpencil, pada sedikit potongan

tanah yang masih mengapung dari bumi kesadaran purba sebesar pelita.

Terasa makin sayup gemuruh bintang-bintang di angkasa. Betapa makin menipis

simpati dan solidaritas. Betapa makin menjauh rasa kemanusian dari hati nurani

alam. Kehidupan mengambang di awang-awang. Makin hari makin menyisih

dari sublimasi kesadaran.

Kutuliskan semua ini pada suatu masa pancaroba, pada suatu masa peralihan

kesadaran tak terbendungkan. Ketika kesadaran individual menyusut jadi kesadaran

kolektif yang dangkal. Kesadaran pragmatis tanpa tumpuan, tanpa idealisme terang,

tanpa panduan moral yang memuliakan harkat kemanusian.

Kutuliskan semua ini pada suatu zaman di mana satu orang bisa mengenakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun